Selasa, 18 Agustus 2009

SELAMAT JALAN MBAH BAKIR


Mbah Bakir, yang pernah saya tulis di blog ini telah berpulang ke rahmatullah pada tanggal 2 Agusutus 2009 jam 4.30 wib pagi hari di rumah kami. Innalillahi wa inna ilaihi raji'un. Semoga segala kesalahannya di ampuni dan amal kebajikannya mendapatkan balasan dari Allah SWT. Amein. Dan melalui blog ini saya memohonkan maaf kepada para pembaca blog barangkali selama hayatnya ada kesalahan beliau maka kami mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Banyak kenangan yang saya terima dari mbah Bakir. dari hal-hal yang lucu-lucu maupun yang filosofis. Dan ternyata yang merasa beruntung pernah kenal beliau sangat banyak. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya para pelayat yang membludak di pelataran Masjid Ngijon tempat kami.

Sebenarnya ingin sekali saya menuliskan cerita-cerita beliau di blog ini agar bermanfaat bagi orang lain, tetapi maaf , akhir-akhir ini saya belum muncul semangat lagi untuk menulis. Mungkin kalau waktu benar-benar sedang "mood" insya Allah akan menulis lagi.

Salah satu nasehat yang selalu beliau ulang-ulang adalah sebuah nasehat yang katanya diambil dari kitab "Matan Adzkiya'". Dalam salah satu paragraf kitab tersebut dikatakan :

"Berqana'ahlah kamu dalam hal berkeinginan untuk berpakaian yang serba glamour, menyantap makanan seba enak dan tempat tinggal yang bermewah-mewah ".

Kata beliau dengan berqana'ah maka menjadikan kita bisa hidup lebih sakinah serta sabar dalam menghadapi berbagai persoalan. Dan ternyata gaya hidup ini diterapkan dalam pribadinya yang selalu sabar dan sumeleh.

Beliau juga pernah menasehati saya bahwa kalau kita mau memasarkan ide-ide baru itu pasti akan mengundang pro dan kontra. Maka beliau selalu mengatakan dalam menghadapi setiap omongan orang dengan sikap: "Yo ben dan yo wis". Artinya , "Ya biarin aja, ya sudah acuhkan saja". Dengan cara seperti itu maka kita tidak gampang stress menghadapi apapun.

Ada satu surat yang selalu menjadi favorit beliau setiap mengisi Kultum di masjid kampung kami yaitu surat al-'Ashr, yaitu surat yang mengingatkan kita agar senantiasa menghargai waktu dengan beriman dan beramal saleh serta saling menasehati agar tetap dalam kebenaran dan kesabaran. Agaknya surat itulah yang selalu menjadikan beliau menjadi pribadi yang "enthengan" suka menolong orang lain.

Salah satu kelebihan pribadi beliau terhadap tetangga, pembantu maupun murid-muridnya adalah setiap nasehat dalam bidang ekonomi (wirausaha) rata-rata berhasil paling tidak untuk tumbuhnya wirausahawan-wirausahawan yang kecil-kecil. Saya sendiri kesulitan menghitung berapa banyak orang yang pernah "tersentuh" nasehat mbah Bakir dan berhasil. Namun ada juga salah satu muridnya yang berhasil memiliki usaha transportasi bus antar kota yang asetnya sampai lima puluhan bus.

Oh ya barang kali ada yang belum tahu biografi mbah Bakir

Lahir tahun 1921
1. Pendiri dan Imam Masjid Timoho Sendangagung Minggir Sleman
2. Pernah cukup lama Sopir Truk Jogja - Cilacap
3. Menjadi Instrukur Kursus Montir dan Stir Mobil "Madjoe" di Lempuyangan
4. Menjadi TKR dan Anggota Legiun Veteran Republik Indonesia
- Ikut Perang 10 Nopember 1945 di Surabaya bersama Bung Tomo
- Ikut Perang dalam Palagan Ambarawa 1945
- Ikut Perang Serangan Umum 1 Maret 1949 di Yogyakarta (Yogya Kembali)
5. Perintis TK Aisyiah Bustanul Athfal di Ngijon
6. Perintis SD Muhammadiyah Ngijon di Moyudan
7. Perintis SMP Muhammadiyah I Gedongan Minggir
8. Sesepuh Takmir Masjid Ngijon Minggir
9. Pernah Menjabat Ketua Muhammadiyah Cabang Minggir
10. Pendiri Masjid Al Hidayah Daratan Minggir
11. Perintis KUD Tani Manunggal Sendang rejo Minggir
12. Perintis Kelompok Ternak Sapi Handini Arum Ngijon Sendangarum
13. Pamong Desa sebagai Kepala Bagian Sosial Desa Sendangarum (1965-1992)
14. Pj. Lurah Desa Sendangarum 1992-1995
15. Wiraswasta Jualan Sarana Produksi Pertanian

Mbah Bakir tidak pernah mengenyam pendidikan formal. Pendidikanya antara lalin :
1. Mengaji di Pesantren Kiai Abdul Ghani Jejeran Wonokromo
2. Mengaji dei Pesantren Al Falah Yogyakarta
3. Penataran-penataran yang diberikan oleh Pemerintah RI.

Itu dulu kisah tetang mbah Bakir, semoga lain kali bisa disambung lagi. Insya Allah.