Sabtu, 09 Februari 2013

SERBA IBADAH


Serambi Jumat, Koran Merapi Pembaruan, 8 Februari  2013.
                SETIAP orang pasti pernah mengalami hilang motivasi. Motivasi ibarat bahan bakar maupun baterai  yang akan menyalakan sebuah mesin. Bila bahan bakar ataupun baterai itu terisi penuh maka akan mampu menghidupkan berbagai peralatan yang ada.
                Ketika kita lelah karena seharian kerja, tentu akan malas bila disuruh oleh atasan kita pergi ke Jakarta untuk menyelesaikan tugas-tugas kantor. Tetapi sontak akan hilang rasa malas kita itu, bila ternyata di Ibu Kota, kita diminta untuk mengambil uang seratus juta dan uang itu boleh  kita miliki. Benarlah kata  pakar motivasi, “Kadang-kadang rasa malas dan lelah itu timbul akibat kurangnya motivasi”.
                Dari berbagai berita mass media  akhir-akhir ini, motivasi para para politisi dan pemimpin kita semakin tampak belangnya. Kasus-kasus yang dibongkar KPK menunjukkan kepada kita siapa sebenarnya mereka. Betapa banyaknya  para pemimpin kita yang motivasinya sekedar memperkaya diri. Upaya-upaya tidak halal mereka lakukan. Ucapan-ucapan seolah ingin menyejahterakan rakyat, ternyata  isapan jempol belaka.  Janji-janji yang diucapkan mereka, hanyalah  cara untuk memotivasi rakyat agar tetap  terus mau memilihnya.
                Dalam  teori motivasi dijelaskan, motivasi bisa datang dari dalam (internal) maupun dari luar diri kita (eksternal). Penggabungan kedua motivasi itu akan menciptakan kekuatan yang luar biasa. Akan tetapi, akan lebih luar biasa apabila motivasi itu juga ditambahkan aspek ibadah.  Ketika segala sesuatunya itu kita niatkan sebagai ibadah, maka bahan bakar  maupun batere kita itu menjadi tidak akan pernah habis. Dengan meniatkan ibadah kepada Allah SWT,  motivasi kita dalam bekerja akan berlipat-lipat. Hidup itu akan serasa lebih hidup. ”Katakanlah, sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku dan matiku hanyalah karena Allah, Tuhan semesta alam”. ( Al-an’am : 162)
                Nabi Muhammad SAW adalah manusia dengan motivasi yang sangat tinggi. Tetapi sumber motivasi beliau bukanlah sebuah materi (harta), tahta maupun wanita. Sehingga ketika sang Nabi Agung itu ditawari ke tiga hal tersebut supaya beliau menghentikan dakwahnya, beliau tidak mau.  Beliau menegaskan dengan mantap:  Demi Allah wahai paman! seandainya mereka mampu meletakkan matahari di tangan kananku dan bulan di tangan kiriku agar aku meninggalkan urusan dakwah ini maka sekali-kali aku tidak akan meninggalkannya hingga Allah memenangkannya atau aku yg binasa karenanya”.  Sungguh, sebuah motivasi  luar biasa yang tak dapat dikalahkan oleh apapun dan siapapun.
                Dengan semangat  seperti itu,  marilah kita bekerja dengan niat beribadah kepada-Nya. Insya Allah,  hasilnya akan lahir prestasi-prestasi yang luar biasa. Sruwa-sruwi sarwa ngibadah (segala sesuatunya serba ibadah). Semoga!