Jumat, 04 Oktober 2013

HAPPY RELIGION


DALAM sebuah acara Talk Show di salah satu acara TV swasta, KH. Abdul Muhaimin, Pengasuh PP Nurul Ummahat, Kota Gede, Yogyakarta, menengarai ada kecenderungan global bahwa generasi sekarang banyak yang condong kepada agama senang-senang (happy religion). Istilah tersebut beliau peroleh ketika mengikuti sebuah pertemuan internasional yang melibatkan berbagai tokoh agama yang beliau ikuti belum lama ini.

Agama senang-senang atau happy religion ini memiliki tempat ibadah berupa  pusat-pusat perbelanjaan (mall), pusat hiburan maupun tempat-tempat yang memuja kenikmatan lainnya. Dari tahun ke tahun, jumlah pemeluk happy religion semakin meningkat. Bila seseorang merasa gundah, galau, penat dan bosan dengan rutinitas kerja, maka mall maupun tempat hiburan lainnya menjadi tujuan utama untuk melepas semua problem itu. Mereka menganggap tempat-tempat ibadah agama sudah  tidak mampu lagi menyegarkan jiwanya.

Semua itu bisa terjadi karena agama dipahami hanya sebatas sebagai aturan berisi perintah dan larangan, sehingga akan semakin menambah beban hidup mereka. Akibatnya kegiatan agama yang ada dilaksanakan sekedar formalitas belaka. Pelaksanaan agama seperti ini tentu saja terasa kering dan kurang bermakna. Padahal menurut Dr. Nurcholis Majid (alm), manusia modern di jaman ini sangat membutuhkan agama,  karena mereka umumnya  mengalami spiritual hungry (kelaparan jiwa).

Agama Islam itu apabila dipahami dan dilaksanakan dengan benar, sejatinya mampu menyejukkan jiwa dan membuat bahagia bagi pemeluknya. Hal itu bisa diperoleh bila beragama (beriman) bukanlah sekedar apa yang di lidah maupun gerakan anggota badan saja, melainkan juga hati.  Rasulullah SAW  bersabda, “Iman itu meliputi tambatan hati, yang diucapkan dengan lisan dan di amalkan oleh semua anggota badan”.

Allah berfirman, bahwa Alquran sebagai sumber utama agama Islam, diberikan oleh-Nya  agar manusia tidak susah. “Thaha . Kami tidak menurunkan Alquran ini kepadamu agar kamu menjadi susah” (Thaha: 1-2). Begitu juga ayat, “Dan Kami turunkan kepadamu Alkitab (Alquran) untuk menjelaskan segala sesuatu dan petunjuk serta rahmat dan kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri.” (An-Nahl: 89).

Senang-senang di mall maupun tempat hiburan boleh-boleh saja. Tetapi tetap harus sadar bahwa kebahagian sejati, hanya bisa diperoleh dengan beragama secara benar. Nah, marilah beragama dengan segenap jiwa dan raga kita, sehingga insya Allah kita senang (bahagia) di dunia dan akhirat.