Kamis, 03 April 2014

HUKUM PANEN

Pemilu sudah hampir tiba. Kampanye semakin gencar dengan berbagai variasinya. Dari model yang lucu mengundang tawa, hingga kampanye yang menyindir lawan politiknya. Bahkan kampanye hitam (black campaign) yang cenderung fitnah, serta kampanye negatif (negative campaign) yang menelanjangi kelemahan lawan. Semuanya ada.
Kampanye ibarat sebuah perlombaan, maka perlu ditegakkan aturan main (rule of the game) sehingga terjadi kompetisi yang jujur dan adil (fair play). Kampanye yang saling menjegal, memfitnah dan merendahkan lawan justru kontra produktif bagi perkembangan demokrasi kita. Akan sangat baik kiranya bila kampanye selalu didasarkan pada semangat berlomba-lomba dalam kebaikan. Allah mensehati kita, “Dan bagi tiap-tiap kelompok (golongan) ada kiblatnya (sendiri) yang ia menghadap kepadanya. Maka berlomba-lombalah (dalam) kebaikan. Di mana saja kamu berada pasti Allah akan mengumpulkan kamu sekalian (pada hari kiamat). Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu”. (Al-Baqarah : 48).
Dalam The Law of the Harvest (hukum panen) dinyatakan, “What you sow is what you reap” (Apa yang anda tanam adalah apa yang anda panen). Artinya apapun yang kita lakukan pada  hari ini kelak akan menimbulkan akibat pada hari lainnya. Lebih jelasnya, apabila kita menaburkan kebaikan, termasuk pada saat-saat berkampanye, maka kelak bila terpilih nantinya, akan memanen kebaikan pula. Bahkan bukannya tidak mungkin, yang dulunya adalah lawan politik, akhirnya ikut mendukung  lantaran kebaikan  saat-saat berkampanye.
Hukum panen ini juga dikenal di masyarakat Jawa dengan kalimat, “Sing sapa gawe nganggo, sing sapa nandur ngunduh, sing sapa salah seleh (siapa saja  yang berbuat bakal menanggung akibatnya, siapa yang menamam mengetam, siapa yang berlaku salah bakal terbukti). Itulah “Ngunduh wohing pakarti”  (setiap orang akan mendapatkan balasan yang setimpal atas perbuatannya).
Oleh karena itu sangat relevan bila kaidah dalam The Law of the Harvest (hukum panen) yang bisa kita terapkan dalam spirit kampanye. “Jika Anda menanam kejujuran, Anda akan menuai kepercayaan. Jika Anda menanam kebaikan, Anda akan menuai teman.  Jika Anda menanam kerendahan hati, Anda akan menuai kebesaran. Jika Anda menanam ketekunan, Anda akan menuai kemenangan. Jika Anda menanam kerja keras, Anda akan menuai sukses”.

Berkampanye ibarat menanam sebuah pohon. Apabila yang kita tanam pohon kebaikan, semoga kelak buah yang dihasilkannyapun kebaikan pula.  “Maka barangsiapa mengerjakan kebaikan seberat zarrah (biji sawi), niscaya dia akan melihat balasannya.” (Al-Zalzalah:7) Jauhilah fitnah dalam berkampanye dan marilah kita sambut Pemilu dengan gembira. Semoga Indonesia tetap aman sentausa!