TEMA yang diangkat oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dalam rangka memperingati Hari Antikorupsi Internasional yang jatuh pada tanggal 9 Desember 2012 adalah “Berani Jujur Hebat”. Suatu tema yang diharapkan akan dapat memperbaiki bangsa ini dari keterpurukan yang berkepanjangan.
Jujur
merupakan sesuatu yang mahal di negri ini. Bahkan banyak kalangan berpendapat,
untuk berkata dan bertindak secara jujur diperlukan suatu keberanian ekstra.
Dalam suatu komunitas yang dipenuhi ketidakjujuran, kejujuran yang sejatinya
merupakan akhlak mulia ini sering dianggap
aneh. Dalam situasi seperti itu, orang jujur bisa hancur lantaran dikeroyok
oleh mereka yang tidak jujur. Dalam berbagai kasus tindak pidana korupsi,
seringkali kita melihat dengan jelas orang jujur justru dijadikan kambing
hitam. Akibatnya, para tersangka enggan
berkata jujur karena khawatir nasibnya yang akan semakin tidak jelas.
Didunia politik,
ketidakjujuran kelihatannya sudah jamak dilakukan. Ini bisa terjadi barangkali karena adanya pendapat
bahwa politik sejatinya adalah perang (Karl von Clausewitz, 1780-1831). Dengan
alasan seperti itu, berpolitik adalah berperang walaupun dalam bentuk yang lebih
kecil. Dalam berperang, tidak jujur
alias berbohong adalah bagian dari taktik
dan strategi memenangkan perang. Dari sinilah tolak tarik antara politik
sebagai panglima dan supremasi hukum diuji. Seruan berani jujur sesungguhnya
ajakan agar rakyat bangsa ini kembali menjadikan negara ini negara hukum
(rechstaat) dan bukan negara kekuasaan (machstaat).
Dalam
konsep Emotional Spiritual Quotient (ESQ), orang boleh saja tidak pandai tetapi
harus jujur. Keadaan itu akan lebih baik dari pada seseorang itu pandai tetapi tidak jujur. Orang
pandai yang tidak jujur akan menimbulkan malapetaka yang lebih banyak
dibandingkan dengan orang bodoh yang tidak jujur. Dengan logika seperti itu,
para penegak hukum mestilah diisi orang-orang yang jujur. Penegak hukum yang
tidak jujur akan menimbulkan kerusakan yang lebih dahsyat dibandingkan orang
biasa. Polisi, hakim, jaksa, pengacara maupun petugas KPK diharapkan seperti
sapu yang bersih. Sebelum membersihkan berbagai kotoran dan sampah mestilah
mereka harus bersih terlebih dahulu. Prasyarat untuk dapat bersih salah satunya
adalah kejujuran.
Untuk itu marilah
kita renungkan firman Allah SWT, "Sesungguhnya yang mengada-adakan
kebohongan (ketidakjujuran), hanyalah orang-orang yang tidak beriman kepada
ayat-ayat Allah, dan mereka itulah orang-orang pendusta." (QS An-Nahl
[16]: 105). Nah, marilah dengan kesempatan yang masih ada ini kita bangun bangsa ini dengan mulai jujur
terhadap diri sendiri, orang lain dan Allah SWT. Dengan modal kejujuran semoga
negri Indonesia akan lebih baik. Amin.