BEBERAPA waktu yang
lalu, masjid di tempat saya kerawuhan ustadz
Muhaimin Iqbal. Ustadz lulusan IPB Bogor ini memberikan ceramah perihal
perlunya umat Islam memiliki tiga pilar utama yaitu Baitullah (masjid), Baitul
Maal (lembaga keuangan Islam) dan Baitul Hikmah (lembaga ilmu pengetahuan).
Dalam pemikiran
ustadz yang juga dikenal sebagai pakar asuransi Islam ini, Baitul Hikmah
tidaklah sama dengan majlis-majlis taklim yang sudah ada selama ini. Bila
majlis taklim lebih sering membicarakan hal-hal yang berkait ibadah mahdhah
(seperti wudhu, shalat, puasa dll), lembaga ini fokus perhatiannya berorientasi
memecahkan masalah keumatan (problem solving oriented).
Ustadz yang juga
Direktur Utama Gerai Dinar ini menjelaskan bahwa Baitul Hikmah merupakan
the House of Wisdom, yakni tempat
yang akan menghadirkan budaya
diskusi-diskusi ilmu lintas disiplin, yang menjadi dasar amal nyata dalam
bentuk solusi-solusi riil atas kebutuhan atau problem yang dihadapi oleh umat Islam.
Selanjutnya, Baitul Hikmah agar lebih familiar disebut beliau sebagai Rumah
Hikmah.
Gagasan Rumah Hikmah
ini diinspirasi dari Baitul Hikmah yang
didirikan pada masa pemerintahan Khalifah Harun al-Rasyid (786-809 M). Lembaga
yang kegiatannya sering dikuti oleh Sang Khalifah ini merupakan pusat ilmu pengetahuan dan perpustakaan
paling hebat pada jamannya. Di lembaga ini para sarjana berkumpul untuk melakukan penerjemahan
berbagai disiplin ilmu seperti bidang astrologi,
matematik, pertanian, obat-obatan dan falsafah serta diskusi-diskusi ilmiah.
Gagasan baru yang
sebenarnya sudah lama ada ini,
kiranya perlu digelorakan kembali
di lingkungan masjid-masjid kita agar masjid benar-benar menjadi sentral
kegiatan umat Islam dalam menghadapi berbagai permasalahan yang ada. Masjid yang dulu terkesan angker, dekat
kuburan dan sering dipakai untuk menyimpan payung dan keranda jenazah, berubah
menjadi masjid yang ramah dan merupakan bagian solusi problem masyarakat. Sehingga,
insya Allah tak lama lagi kita akan melihat di sekitar masjid akan ada observatorium, lembaga pendidikan, digital library, hotspot area, peralatan multi
media, klinik kesehatan, ambulan, laboratorium bahasa, terjemah Alquran dan
Alhadits dalam berbagai bahasa, koperasi
simpan pinjam tanpa riba, toko serba ada dan lain sebagainya.
Akhirnya dengan
gagasan Rumah Hikmah ini, seolah kita diingatkan kembali seruan Rasulullah, “Hikmah
itu adalah barang yang hilang milik orang yang beriman. Di mana saja ia
menemukannya, maka ambillah” (HR. Tirmidzi).
(Serambi Jumat, Koran Merapi
Pembaruan 30 Nopember 2012 oleh Ajib Setya Budi).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar