Pemilu sudah hampir tiba. Kampanye semakin gencar dengan
berbagai variasinya. Dari model yang lucu mengundang tawa, hingga kampanye yang
menyindir lawan politiknya. Bahkan kampanye hitam (black campaign) yang
cenderung fitnah, serta kampanye negatif (negative campaign) yang menelanjangi
kelemahan lawan. Semuanya ada.
Kampanye ibarat sebuah perlombaan, maka perlu ditegakkan
aturan main (rule of the game) sehingga terjadi kompetisi yang jujur dan adil
(fair play). Kampanye yang saling menjegal, memfitnah dan merendahkan lawan
justru kontra produktif bagi perkembangan demokrasi kita. Akan sangat baik
kiranya bila kampanye selalu didasarkan pada semangat berlomba-lomba dalam
kebaikan. Allah mensehati kita, “Dan bagi tiap-tiap kelompok (golongan) ada
kiblatnya (sendiri) yang ia menghadap kepadanya. Maka berlomba-lombalah (dalam)
kebaikan. Di mana saja kamu berada pasti Allah akan mengumpulkan kamu sekalian
(pada hari kiamat). Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu”.
(Al-Baqarah : 48).
Dalam The Law of the Harvest (hukum panen) dinyatakan, “What
you sow is what you reap” (Apa yang anda tanam adalah apa yang anda panen).
Artinya apapun yang kita lakukan pada
hari ini kelak akan menimbulkan akibat pada hari lainnya. Lebih
jelasnya, apabila kita menaburkan kebaikan, termasuk pada saat-saat
berkampanye, maka kelak bila terpilih nantinya, akan memanen kebaikan pula.
Bahkan bukannya tidak mungkin, yang dulunya adalah lawan politik, akhirnya ikut
mendukung lantaran kebaikan saat-saat berkampanye.
Hukum panen ini juga dikenal di masyarakat Jawa dengan
kalimat, “Sing sapa gawe nganggo, sing sapa nandur ngunduh, sing sapa salah
seleh (siapa saja yang berbuat bakal
menanggung akibatnya, siapa yang menamam mengetam, siapa yang berlaku salah
bakal terbukti). Itulah “Ngunduh wohing pakarti” (setiap orang akan mendapatkan balasan yang
setimpal atas perbuatannya).
Oleh karena itu sangat relevan bila kaidah dalam The Law of
the Harvest (hukum panen) yang bisa kita terapkan dalam spirit kampanye. “Jika
Anda menanam kejujuran, Anda akan menuai kepercayaan. Jika Anda menanam
kebaikan, Anda akan menuai teman. Jika
Anda menanam kerendahan hati, Anda akan menuai kebesaran. Jika Anda menanam
ketekunan, Anda akan menuai kemenangan. Jika Anda menanam kerja keras, Anda
akan menuai sukses”.
Berkampanye ibarat menanam sebuah pohon. Apabila yang kita
tanam pohon kebaikan, semoga kelak buah yang dihasilkannyapun kebaikan
pula. “Maka barangsiapa mengerjakan
kebaikan seberat zarrah (biji sawi), niscaya dia akan melihat balasannya.”
(Al-Zalzalah:7) Jauhilah fitnah dalam berkampanye dan marilah kita sambut
Pemilu dengan gembira. Semoga Indonesia tetap aman sentausa!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar