Masih ingat guyonan plesetan yang berbunyi siapakah orang yang paling sering mengumandangkan Adzan ? Anda tahu para pembaca ? Ternyata orang yang paling sering beradzan itu adalah Saat. Mau bukti ? Lihat misalnya setiap memasuki adzan maghrib di setiap stasion TV biasanya menayangkan: "Saat adzan Maghrib". Maklum di kampung saya ada orang yang bernama Saat.
Saat atau sa'ah adalah waktu. Ust. Sofyan Tsauri mengartikan dalam saat ada double m yaitu move and momentum. Selain itu pak dhe Adib menambah m satu lagi yaitu management. Ringkasnya, sa'ah adalah move, momentum and management.
Dalam organisasi dan juga dalam langkah mengambil keputusan, triple m itu sangat penting. Perhitungan menentukan sa'ah yang salah bisa fatal, selain itu perhitungan yang terlalu lamban bisa kehilangan peluang yang ada.
Contoh perhitungan sa'ah adalah misalnya kericuhan yang terjadi pada peristiwa seputar Proklamasi RI tanggal 17 Agustus 1945. Keputusan para pemuda yang mendaulat Soekarno-Hatta agar segera memproklamirkan kemerdekaan adalah saat yang tepat. Mengapa ? Karena beberapa hari sebelumnya, Jepang yang sedang menjajah Indonesia dua kotanya di bom atom oleh Sekutu (AS). Akibatnya di Indonesia terjadi kekokosongan kekuasaan. Maka itulah saat yang tepat untuk Proklamasi KemerdekaanRI. Walaupun pada akhirnya. beberapa waktu kemudian kota Surabaya salah satu kota di negri kita digempur habis-habisan oleh Belanda yang ingin menjajah kembali.
Kita harus belajar tentang sa'ah. Karena materi itulah yang ditanyakan Jibril kepada N Muhammad ketika mengajarkan Dinul Islam.
Baiklah untuk tulisan sa'ah ini akan saya tutup dengan kata mutiara yang berhubungan dengan sa'ah:
"Kalau ada sesuatu yang pergi dan tak akan kembali maka dialah waktu".
"Peluang itu kadang tidak datang yang kedua kali"
"Burung yang terbang pagi akan memperoleh cacing"
"Tempalah besi selagi panas"
"Tempalah besi selagi panas"
"Presiden maupun rakyat jelata hanya punya waktu 24 jam. Kualitas pemanfaatnyalah yang membuat berbeda".
"Seiring berjalannya waktu dari pagi ke senja, semua manusia akan rugi, kecuali mereka yang Mukmin lalu berbuat tepat dan ada upaya untuk saling menasehati agar tetap di rel kebenaran dan saling memotivasi agar tetap teguh bertahan dalam rel tersebut".
"Sungguh bersama kesulitan itu pasti ada peluang berupa kemudahan"
3 komentar:
Ketika Jibril bertanya tentang sa'ah, mengapa Rasulullah mengatakan bahwa yang ditanya tidak lebih tahu dari yang bertanya? Mengapa pula Jibril kemudian bertanya tentang tanda-tandanya? (Yang kemudian dijawab oleh Rasulullah dengan menyebutkan dua tanda). Dialog antara Rasulullah dengan Jibril ini sesungguhnya mengandung pelajaran yang sangat mendasar. Sayangnya, para ulama 'seperti' mengabaikan. Tidak tahu? Kurang tahu? Atau tidak mau tahu?
Persis sekali bang Hussein, sementara topik Iman, Islam dan Ihsan dibahas secara panjang lebar oleh banyak ulama, tetapi Saah justru tidak. Aneh memang.
Untuk trilogi Iman, Islam dan Ihsan Jibril bertanya tentang apa, tetapi untuk sa'ah beliau bertanya bukan apa tetapi kapan.Inilah letak "misteri" saah itu.Mestinya simbol-simbol yang ditunjukkan Rasulullah itu paling tidak sedikit menguak misterinya.
Posting Komentar