Dalam arti
harfiah jalan lurus adalah jalan memanjang hanya dalam satu arah, tanpa belokan atau lengkungan (Kamus Besar Bahasa Indonesia). Dalam arti kiasan, jalan lurus adalah jalan
hidup
yang benar, jujur, adil. Dalam surat Al-fatihah, jalan lurus merupakan jalan orang-orang
yang pada akhirnya akan memperoleh
kenikmatan, yaitu jalan hidup yang dipilih dan ditempuh para nabi dan rasul
utusan Allah SWT (shirath al-anbiya
wal wursalin). Selain itu dalam surat tersebut diterangkan bahwa jalan yang lurus adalah lawan dari jalan yang
dimurkai (maghdhub) dan sesat (dhallin).
Dalam Alquran jalan lurus disebut sebagai shirathal mustaqim, shirathillah, sabilillah, sabilirasyad. Semuanya berhubungan dengan arti jalan. Jalan lurus juga dipakai sebagai penyebutan dinul qayyim (agama yang lurus kuat), millata
Ibrahim (agama nabi Ibrahim). Allah
berfirman “Katakanlah: Sesungguhnya aku telah ditunjuki
oleh Tuhanku kepada jalan yang lurus (yaitu) agama yang benar, agama Ibrahim yang lurus dan Ibarahim itu bukanlah termasuk orang-orang
musyrik" (Al-an’am : 161). Disamping itu,
mengabdi kepada Allah disebut juga jalan
lurus (Maryam: 36). Begitu juga Al-quran,
kitab ini sering disebut sebagai jalan
yang lurus (Al-ahqaf
: 30).
Meniti jalan lurus tentu tidaklah mudah. Para nabi dan
rasul Allah telah membuktikannya. Nabi Nuh AS harus berdakwah siang dan
malam tanpa henti. Tetapi
hasilnya hanya sedikit
pengikutnya. Maka lantaran
manusia tidak kunjung sadar terhadap dakwah nabi Nuh, akhirnya umatnya yang ingkar
ditenggelamkan oleh Allah. .
Lain lagi ujian yang harus dilakoni nabi Yusuf. Nabi
yang dikenal rupawan ini untuk menjadi berhasil harus melalui berbagai episode jalan hidup. Nabi Yusuf
dimasukkan ke sebuah sumur di padang pasir
oleh saudara-saudaranya yang dengki (Yusuf : 15). Tetapi akhirnya, beliau diselamatkan oleh Allah melalui pertolongan rombongan kafilah yang
kebetulan melintas di sumur tersebut.
Berikutnya ujian dan fitnah menerpa. Semua dihadapi beliau dengan
sabar dan tawakal kepada Allah. Dan akhirnya nabi Yusuf berhasil menuai
keberhasilan dengan menjadi pembesar di Mesir serta bertemu dengan ayah dan
saudara-saudaranya (Yusuf : 100).
Nabi Muhammad SAW berdakwah menghadapi ancaman,
gangguan, hambatan dan tantangan
yang besar. Tetapi semuanya dihadapinya sebagai bagian ujian dari Allah. Bukankah Allah berfirman bahwa
hidup itu hakekatnya untuk menguji siapakah diantara manusia itu yang paling
baik amalnya (Al-mulk : 2). Memang Jalan lurus sering tidak mudah. Kadang-kadang jalan tersebut mendaki lagi sukar (Al-balad : 11). Walaupun
begitu, insya Allah dengan ikhlas, sabar dan tawakal kepada-Nya semuanya akan
berakhir dengan kebahagiaan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar