DALAM sebuah acara Talk Show di salah satu acara TV swasta, KH.
Abdul Muhaimin, Pengasuh PP Nurul Ummahat, Kota
Gede, Yogyakarta, menengarai ada kecenderungan global bahwa generasi sekarang banyak yang
condong kepada agama senang-senang (happy religion). Istilah tersebut beliau
peroleh ketika mengikuti sebuah pertemuan internasional yang melibatkan berbagai
tokoh agama yang beliau ikuti belum lama ini.
Agama senang-senang atau happy religion ini memiliki
tempat ibadah berupa pusat-pusat perbelanjaan
(mall), pusat hiburan maupun tempat-tempat yang memuja kenikmatan lainnya. Dari
tahun ke tahun, jumlah pemeluk happy religion semakin meningkat. Bila seseorang
merasa gundah, galau, penat dan bosan dengan rutinitas kerja, maka mall maupun
tempat hiburan lainnya menjadi tujuan utama untuk melepas semua problem itu.
Mereka menganggap tempat-tempat ibadah agama sudah tidak mampu lagi menyegarkan jiwanya.
Semua itu bisa terjadi karena agama dipahami hanya
sebatas sebagai aturan berisi perintah dan larangan, sehingga akan semakin menambah
beban hidup mereka. Akibatnya kegiatan agama yang ada dilaksanakan sekedar formalitas
belaka. Pelaksanaan agama seperti ini tentu saja terasa kering dan kurang
bermakna. Padahal menurut Dr. Nurcholis Majid (alm), manusia modern di jaman
ini sangat membutuhkan agama, karena
mereka umumnya mengalami spiritual
hungry (kelaparan jiwa).
Agama Islam itu apabila dipahami dan dilaksanakan dengan
benar, sejatinya mampu menyejukkan jiwa dan membuat bahagia bagi pemeluknya. Hal
itu bisa diperoleh bila beragama (beriman) bukanlah sekedar apa yang di lidah
maupun gerakan anggota badan saja, melainkan juga hati. Rasulullah SAW
bersabda, “Iman itu meliputi tambatan hati, yang diucapkan dengan lisan
dan di amalkan oleh semua anggota badan”.
Allah berfirman, bahwa Alquran sebagai sumber utama agama
Islam, diberikan oleh-Nya agar manusia
tidak susah. “Thaha . Kami tidak menurunkan Alquran ini kepadamu agar kamu menjadi susah”
(Thaha: 1-2). Begitu juga ayat,
“Dan Kami turunkan kepadamu Alkitab (Alquran) untuk menjelaskan segala
sesuatu dan petunjuk serta rahmat dan kabar gembira bagi orang-orang yang
berserah diri.” (An-Nahl: 89).
Senang-senang di mall maupun tempat hiburan boleh-boleh saja. Tetapi tetap
harus sadar bahwa kebahagian sejati, hanya bisa diperoleh dengan beragama
secara benar. Nah, marilah beragama dengan segenap jiwa dan raga kita, sehingga
insya Allah kita senang (bahagia) di dunia dan akhirat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar