Akhir-akhir ini, para tokoh elite
politik kita gemar melontarkan berbagai pernyataan. Lontaran pernyataan
tersebut berupa kritik, kecaman bahkan terkadang fitnah. Konon semua itu marak
karena tahun 2013-2014 ini adalah tahun politik, tahun yang tak lama lagi bangsa
Indonesia akan melaksanakan Pemilu.
Di negri Pancasila ini model
berpolitik dengan menghalalkan segala cara jelas ditolak. Akan tetapi faktanya di
berbagai mass media, rakyat disuguhi sebuah tontonan yang tidak elok. Terkesan antar
para elit politik saling regejegan (gontok-gontokan). Sumpah pemuda yang
diikrarkan tahun 1928 seolah hanya sayup-sayup terdengar. Para elite saling
berlomba menebar citra, saling rebut
simpati, kasak-kusuk, tebar fitnah dan sogok sana-sini demi cita-cita ingin
menjadi pemimpin dan penguasa. Ujung-ujungnya semua bermuara untuk mendapatkan uang sebanyak-banyaknya. Uang dan
kekuasaan telah menjadi ideologi dan tujuan hidup.
Nun jauh di sana, seorang presiden negara
kecil Uruguay memberi contoh kepada kita, bahwa menjadi pemimpin atau penguasa bukanlah
sebuah kemewahan. Dengan tulus ikhlas presiden Jose Mujica menyumbangkan 90 % gajinya untuk beramal. Baginya jabatan
menjadi presiden adalah pengabdian tanpa pamrih. Presiden yang berusia 77 tahun
itu mencukupkan dirinya ke kantor kepresidenan hanya dengan mobil butut yang sudah tua. Tetapi meskipun
sederhana, prestasi presiden yang digelari
Presiden Termiskin di Dunia ini
patut dibanggakan. Karena keteladanan dalam kesederhanaan dan keikhlasannya,
rupanya menginspirasi pemimpin-pemimpin
lain dibawahnya, untuk tidak hidup
bermewah-mewah. Hasilnya, negara Uruguay mengalami penurunan tindak pidana
korupsi yang sangat signifikan.
Kita hidup di negara Pancasila. Banyak
agama hidup subur di tempat ini. Anehnya, justru Jose Mujica yang nota bene atheis,
mampu memberi contoh moral, keikhlasan dan kesederhanaan. Membaca biografi Jose
Mujica, terngiang kembali nasehat Imam al-Ghazali tentang pentingnya ikhlas
dalam segala hal. "Semua orang akan rusak kecuali orang-orang yang
berilmu, semua orang yang berilmu akan rusak kecuali orang yang beramal, semua
orang yang beramal akan rusak kecuali orang yang Ikhlas". Ya, dengan ikhlas semuanya akan menjadi lebih
sederhana.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar