IBUNYA memberi nama Getun Tri Anea. Diberi nama Getun, karena ibunya sangat kecewa (getun)
ketika tahu bahwa putrinya lahir tanpa kedua tangan.
Tetapi itu dulu. Sekarang ibunya sangat bangga dengan putrinya yang tumbuh menjadi gadis pintar di SD
Negri Clapar, Banjarnegara . Bahkan, Getun selalu menjadi inspirasi bagi teman-temannya. Dari
hasil kerja kerasnya, Getun sering meraih rangking
I dan juga pandai memainkan
pianika.
Getun memandang kekurangan
bukanlah sebagai sebuah kekurangan.
Sudut pandang anak istimewa ini berbeda. Baginya
kekurangan
bukanlah hambatan untuk berbuat dan berprestasi. Getun tak pernah terlalu lama larut dalam kesedihan
untuk meratapi nasibnya. Gadis yang
masih duduk di kelas V SD ini memiliki
semangat pantang menyerah dan tak pernah berprasangka buruk terhadap Tuhan yang
menciptakannya. Gadis yang lahir dari keluarga
buruh tani Suwandi dan Sarinem ini, benar-benar gambaran dalam lirik lagu Pantang Menyerah
yang dinyanyikan Ryan dari band D’
Masiv. “Syukuri apa yang ada, tetap jalani hidup ini.
Hidup adalah anugerah
dan lakukan yang terbaik”.
Dari sekelumit kisah di atas, kita bisa belajar dari Getun bahwa
dimanapun dan kapanpun hendaknya kita selalu husnudhon (berbaik sangka) terhadap
Allah SWT. Sangka baik terhadap Allah, akan
menumbuhkan pikiran dan perasaan positip yang akan menjadi modal untuk membangkitkan semangat hidup. “Dan boleh
jadi apa yang kamu benci itu baik bagi kamu, dan boleh jadi juga apa yang kamu
sukai itu buruk buat kamu. Dan Allah itu Maha Mengetahui, sedang kamu tidak
mengetahui apa-apa.” ( Al-baqarah :
216).
Sebagai orang beriman, kadang kita
bertanya-tanya terhadap
peristiwa-peristiwa yang kurang berkenan di hati. Semuanya itu mestilah kita
hadapi dengan ikhlas, sabar dan syukur. Allah sudah menetapkan bahwa setiap
orang beriman mestilah mendapatkan
ujian. “Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan
(saja) mengatakan: ’Kami telah beriman’, sedang mereka tidak diuji lagi ? Dan
sesungguhnya kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka
sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia
mengetahui orang-orang yang dusta.( QS Al-‘ankabut: 2-3).
Dari gadis manis
Getun, kita bisa belajar tentang banyak hal. Seorang
gadis belia yang pantang menyerah, selalu
berpikiran dan perasaan positif, menerima keadaan, bisa member
makna bagi kehidupannya
serta mampu membebaskan diri dari belenggu mental yang
menghalanginya. Bukankah semuanya itu merupakan bekal yang amat kita perlukan untuk menghadapi
berbagai masalah kehidupan ini ? Dan dalam hal ini Getun bukanlah gadis yang
patut disesali (digetuni) melainkan justru
amat dibanggakan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar