Mungkin hampir setiap hati bangsaku
Sudah membatu
Setiap mulut yang bisa bicara
Hanya saling bicara
Setiap mata yang mampu melihat
Telah menjadi buta
Itulah laknat untuk negriku
Yang pongah
Tak membutuhkan "sinar terang"
Apalagi yang harus diratapi
Apalagi yang harus ditangisi
Itulah pilihan bangsaku
Akh…sungguh malang
Mengapa negri surga ini
Harus menjadi api
Akh…mengapa
Kapal besar ini
Memilih meneggelamkan diri
Setiap hari
Seperti membikin istana pasir
Di tepi pantai yang gemuruh
Bangsaku membangun negri
Hingga suatu hari
Ombak besar itu datang
Memusnahkan sebuah mimpi
Gemah ripah loh jinawi
Aku baru sadar
Setelah istana pasir itu rata kembali
Ternyata…
Janji-janji mereka itu omong kosong
vvv
Disusun dengan kegelisahan oleh Bapake Tama satu tahun sebelum gelombang tsunami meluluhlantakkan Aceh
Sudah membatu
Setiap mulut yang bisa bicara
Hanya saling bicara
Setiap mata yang mampu melihat
Telah menjadi buta
Itulah laknat untuk negriku
Yang pongah
Tak membutuhkan "sinar terang"
Apalagi yang harus diratapi
Apalagi yang harus ditangisi
Itulah pilihan bangsaku
Akh…sungguh malang
Mengapa negri surga ini
Harus menjadi api
Akh…mengapa
Kapal besar ini
Memilih meneggelamkan diri
Setiap hari
Seperti membikin istana pasir
Di tepi pantai yang gemuruh
Bangsaku membangun negri
Hingga suatu hari
Ombak besar itu datang
Memusnahkan sebuah mimpi
Gemah ripah loh jinawi
Aku baru sadar
Setelah istana pasir itu rata kembali
Ternyata…
Janji-janji mereka itu omong kosong
vvv
Disusun dengan kegelisahan oleh Bapake Tama satu tahun sebelum gelombang tsunami meluluhlantakkan Aceh
Tidak ada komentar:
Posting Komentar