Sabtu, 13 Desember 2008

PERPUSTAKAAN


Kata Ayahnya Tama kalau mau pinter harus rajin ke perpustakaan. Maka suatu ketika Tama diajak Ayah dan Ibu ke Perpustakaan Kota Yogyakarta di selatan Gramedia Yogyakarta. Wah... bukunya ternyata lumayan banyak dan agak baru, tapi itu bila dibandingkan dengan buku di sekolahnya Tama lho. Kalau dibandingkan dengan yang lain mungkin belum banyak.

Yang pasti Tama bisa puas membaca buku-buku kesukaan Tama. Terimakasih Pak Dhe Heri Yudianto Walikota Yogyakarta. Soalnya biasanya kalau melihat pameran buku, Tama biasanya cuma kepingin saja, maklum harga buku mahal-mahal dan penghasilan Ayah Tama cuma kecil. Sehingga paling-paling cuma beli satu buku untuk Tama, satu untuk Ibu dan satu lagi untuk Ayah. Sesudah itu biasanya cuma nonton dan ngumpulin brosur-brosur pameran. Kacian...deh...

Oh ya... Tama pernah membuka-buka bukunya Ayah ternyata disana ada beberapa nasehat yang bagus seperti ini :

Buku adalah jendela dunia

Lebih baik kehilangan seorang sahabat dari pada kehilangan sebuah buku (Stempelnya Pak Dhe Adib pada buku)

Buku adalah Istri Pertama (Bung Hatta)

Kecanduan yang tidak berbahaya adalah kecanduan membaca buku (Prof. Dr. Fuad Hasan)

Kekuatan sebuah Universitas ada pada perpustakaannya. Semakin koleksi bukunya lengkap semakin bagus universitas tersebut (Prof. Dr. Nurcholis Majid)

Teman-teman...
Mungkin dengan semangat itulah maka Tama sering diajak ke Pameran Buku maupun perpustakaan oleh Ayah dan Ibu.

GENERASI MUDA AMIN SHAGHIR


Gambar ini gambar Amin Shaghir (Angkatan Muda Islam Ngijon Kecil) sedang berhenti di depan rumah Tama dalam rangka acara Tadabbur Alam. Tama al hamdulillah bisa ikut walaupun masih keponthal-ponthal. Kata Ayahnya Tama, Tama harus sering ikut seperti ini biar punya jasmani dan rokhani TAFT. Paling tidak kata Ayah Tama, dengan kegiatan begini mudah-mudahan Tama bisa menjadi pribadi :
1. Menjunjung tinggi al Islam sebagai Jalan hidup
2. Hormat dan patuh pada orang tua dan guru
3. Bersih lahir batin dan teguh hati
4. Rajin belajar, giat bekerja serta beramal
5. Berguna bagi masyarakat dan negara.Tama masih malu-malu waktu ditanyai oleh mbak-mbak tentang berbagai ciptaan Allah seperti nama berbagai pohon dan tanaman. Maaf ya mbak...


Start dan Finish di halaman Masjid Ngijon.

Jumat, 12 Desember 2008

SALAH YANG BENAR


Beberapa waktu yang lalu Tama mengikuti latihan ulangan mid semester di SD Muhammadiyah Sidoarum Yogyakarta. Sepulang dari sekolah, Tama bercerita pada saya bahwa dalam ulangan mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas III dia mendapatkan sebuah pertanyaan sebagai berikut :
Untuk memenuhi kebutuhan keluarga, Ayah membanting .......................

Kemudian saya bertanya kepada Tama,
"Lantas kamu menjawab apa Tam dari soal tersebut ?".
Tama pun menjawab,
"Gini Yah.., Tama menjawab ... Ayah membanting celengan. Tapi kok disalahkan Bu Guru ya Yah. Kata Bu Guru yang betul Ayah membanting tulang."
"Bukankah Tama sering melihat Ayah membanting celengan gerabah kalau pas nggak ada uang !?", jelas Tama sambil meminta konfirmasi dari saya.
Dari pertanyaan Tama itu saya pun bingung jadinya.

Hal serupa pernah dialami oleh sahabat saya mas H Yuswanta aktivis PPM (Pusat Peranserta Masyarakat). Suatu hari putrinya yang sulung bernama Asa, pulang dari sekolah membawa hasil ulangan IPS. Lembar ulangan itu diberikan ayahnya (Mas Yuswanta) dan ada sebuah pertanyaan dalam lembar ulangan sebagai berikut.
Tugas Polisi adalah ................
Lantas pada lembar jawab putri Mas Yuswanta menjawab:
Tugas Polisi adalah meminta uang
Karena penasaran sahabat saya itu bertanya pada putrinya.
"Kenapa kamu menjawab seperti itu ?".
Kemudian dengan mata berbinar Asa yang masih lugu dan polos (Klas II SD) itu menjawab.
"Lho kan benar, kemarin itu Asa ikut Bapak (Mas Yuswanta) kemudian dicegat polisi dan dimintai uang to...!?"
Sahabat saya Mas Yuswanta itu bingung seperti saya. Beliau bertanya kepada saya, sebenarnya siapa yang salah dalam situasi yang seperti ini. Sayapun bingung juga.
Bagaimana para pembaca...?!!!!