Sabtu, 13 Desember 2008

PERPUSTAKAAN


Kata Ayahnya Tama kalau mau pinter harus rajin ke perpustakaan. Maka suatu ketika Tama diajak Ayah dan Ibu ke Perpustakaan Kota Yogyakarta di selatan Gramedia Yogyakarta. Wah... bukunya ternyata lumayan banyak dan agak baru, tapi itu bila dibandingkan dengan buku di sekolahnya Tama lho. Kalau dibandingkan dengan yang lain mungkin belum banyak.

Yang pasti Tama bisa puas membaca buku-buku kesukaan Tama. Terimakasih Pak Dhe Heri Yudianto Walikota Yogyakarta. Soalnya biasanya kalau melihat pameran buku, Tama biasanya cuma kepingin saja, maklum harga buku mahal-mahal dan penghasilan Ayah Tama cuma kecil. Sehingga paling-paling cuma beli satu buku untuk Tama, satu untuk Ibu dan satu lagi untuk Ayah. Sesudah itu biasanya cuma nonton dan ngumpulin brosur-brosur pameran. Kacian...deh...

Oh ya... Tama pernah membuka-buka bukunya Ayah ternyata disana ada beberapa nasehat yang bagus seperti ini :

Buku adalah jendela dunia

Lebih baik kehilangan seorang sahabat dari pada kehilangan sebuah buku (Stempelnya Pak Dhe Adib pada buku)

Buku adalah Istri Pertama (Bung Hatta)

Kecanduan yang tidak berbahaya adalah kecanduan membaca buku (Prof. Dr. Fuad Hasan)

Kekuatan sebuah Universitas ada pada perpustakaannya. Semakin koleksi bukunya lengkap semakin bagus universitas tersebut (Prof. Dr. Nurcholis Majid)

Teman-teman...
Mungkin dengan semangat itulah maka Tama sering diajak ke Pameran Buku maupun perpustakaan oleh Ayah dan Ibu.

GENERASI MUDA AMIN SHAGHIR


Gambar ini gambar Amin Shaghir (Angkatan Muda Islam Ngijon Kecil) sedang berhenti di depan rumah Tama dalam rangka acara Tadabbur Alam. Tama al hamdulillah bisa ikut walaupun masih keponthal-ponthal. Kata Ayahnya Tama, Tama harus sering ikut seperti ini biar punya jasmani dan rokhani TAFT. Paling tidak kata Ayah Tama, dengan kegiatan begini mudah-mudahan Tama bisa menjadi pribadi :
1. Menjunjung tinggi al Islam sebagai Jalan hidup
2. Hormat dan patuh pada orang tua dan guru
3. Bersih lahir batin dan teguh hati
4. Rajin belajar, giat bekerja serta beramal
5. Berguna bagi masyarakat dan negara.Tama masih malu-malu waktu ditanyai oleh mbak-mbak tentang berbagai ciptaan Allah seperti nama berbagai pohon dan tanaman. Maaf ya mbak...


Start dan Finish di halaman Masjid Ngijon.

Jumat, 12 Desember 2008

SALAH YANG BENAR


Beberapa waktu yang lalu Tama mengikuti latihan ulangan mid semester di SD Muhammadiyah Sidoarum Yogyakarta. Sepulang dari sekolah, Tama bercerita pada saya bahwa dalam ulangan mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas III dia mendapatkan sebuah pertanyaan sebagai berikut :
Untuk memenuhi kebutuhan keluarga, Ayah membanting .......................

Kemudian saya bertanya kepada Tama,
"Lantas kamu menjawab apa Tam dari soal tersebut ?".
Tama pun menjawab,
"Gini Yah.., Tama menjawab ... Ayah membanting celengan. Tapi kok disalahkan Bu Guru ya Yah. Kata Bu Guru yang betul Ayah membanting tulang."
"Bukankah Tama sering melihat Ayah membanting celengan gerabah kalau pas nggak ada uang !?", jelas Tama sambil meminta konfirmasi dari saya.
Dari pertanyaan Tama itu saya pun bingung jadinya.

Hal serupa pernah dialami oleh sahabat saya mas H Yuswanta aktivis PPM (Pusat Peranserta Masyarakat). Suatu hari putrinya yang sulung bernama Asa, pulang dari sekolah membawa hasil ulangan IPS. Lembar ulangan itu diberikan ayahnya (Mas Yuswanta) dan ada sebuah pertanyaan dalam lembar ulangan sebagai berikut.
Tugas Polisi adalah ................
Lantas pada lembar jawab putri Mas Yuswanta menjawab:
Tugas Polisi adalah meminta uang
Karena penasaran sahabat saya itu bertanya pada putrinya.
"Kenapa kamu menjawab seperti itu ?".
Kemudian dengan mata berbinar Asa yang masih lugu dan polos (Klas II SD) itu menjawab.
"Lho kan benar, kemarin itu Asa ikut Bapak (Mas Yuswanta) kemudian dicegat polisi dan dimintai uang to...!?"
Sahabat saya Mas Yuswanta itu bingung seperti saya. Beliau bertanya kepada saya, sebenarnya siapa yang salah dalam situasi yang seperti ini. Sayapun bingung juga.
Bagaimana para pembaca...?!!!!

Kamis, 20 November 2008

TANGAN


Betapa pentingnya tangan dalam kehidupan kita sehingga berbagai hal sering dikatkan dengan tangan. Misalnya:

1. Ringan Tangan
2. Tangan Hampa
3. Tanda Tangan
4. Tangan kanan (andalan)
5. Kaki Tangan (spionase)
6. Ditangani (dihandle)
7. Cuci Tangan (lepas tanggung jawab)
8. Panjang Tangan (pencuri)
7. Tangan diatas lebih baik dari tangan di bawah
8. Bertepuk sebelah tangan
9. Gatal tangan (keinginan untuk segera menampar/ memukul)

Tangan sarana untuk bekerja, beribadah, berkarya seni, mengamuk, mencuri, menyakiti dan juga mengelus untuk menunjukkan kasih sayang. Tangan ternyata "pandai bicara" dengan bahasanya sendiri. Bahkan seringkali kemampuan berbicaranya lebih fasih dibandingkan mulut.

Oleh karena tangan kadang berbuat baik tetapi sering juga berbuat jahat, maka Rasulullah SAW mengajari kita dalam berwudhu harus membasuh kedua tangan kita. Semua itu dilakukan agar tangan kita selalu bersih dan terjaga dari perbuatan-perbuatan yang salah dan tak diridhai Allah SWT.

BAGAI JERUK DALAM GENGGAMAN


Dalam surat al Baqarah, Allah berfirman:"Inilah al Kitab (al Qur'an) yang isi didalamnya tak diragukan lagi , menjadi petunjuk bagi orang yang bertakwa". Al Qur'an sebagai petunjuk memang sudah pas. Alasannya, kalau pencipta alam semesta itu adalah Allah maka petunjuk yang paling tepat untuk mengelola alam adalah dari penciptanya itu sendiri. Dari sinilah maka pengertian ini benar dengan sendirinya (self evident truth).

Al Qur'an memang berbeda dengan buku-buku pada umumnya. Kalau buku yang dikarang manusia biasanya didahului dengan permintaan maaf karena banyaknya kekurangan dan kelemahan penulisnya, sedangkan al Qur'an justru menegaskan bahwa dia adalah al Kitab (buku) yang tak disangsikan lagi kebenarannya. Malah bagi siapapun yang meragukannya, al Qur'an justru menantang untuk membuat tandingannya.

Mengingat cakupan pembahasan al Qur'an itu sangat luas dan luar biasa maka wajar kalau teman saya mengatakan,"Kalau kita menguasai al Qur'an maka alam ini ibarat jeruk dlam genggaman.."

Wah.... betul-betul luar biasa.

Harusnya kalau memang demikian, umat Islam mestinya menjadi bangsa-bangsa paling unggul dan terbaik di dunia, seperti pada jaman Rasulullah SAW dan Khulafaur Rasyidin dulu.Namun mengapa sampai hari ini mayoritas kita (umat Islam) justru terpuruk. Mungkin ada benarnya tesis Syaikh Muhammad Abduh :"Al Islam mahjubun bil muslimin". (Al Islam tertutup oleh penganutnya). Sekilas tesis ini kelihatran paradoks, namun apa yang mau disampaikan adalah nyata. Oleh karena itu, hendaknya para penganut Islam benar-benar kembali ke al Islam secara benar dan akurat, sehingga justru tak akan menjadi mahjubun (tirai) bagi al Islam itu sendiri. Wallahu a'lam.

SENYUM PRAMUGARI


Pramugari biasanya murah senyum dan tampak sumringah. Sehingga orang yang memandang biasanya kesengsem dan sangat seang dengan suasana itu.

Suatu ketika saya berkunjung ke Jogja Expo Center di bulan Nopember 2008. Bersama anak dan istri mengunjungi berbagai stand yang ada. Tepat disebuah stand kosmetika tangan saya ditarik oleh seorang pramuniaga laki-laki. Sambil terus menawarkan produknya tersebut pramuniaga itu mengoleskan produk kosmetikanya di lengan saya sambil merawat (membersihkan) tangan saya dengan produknya itu. Dia kelihatan ramah dan murah senyum.

Setelah selesai berkunjung di tempat tersebut saya bilang sama istri saya.
"Bu...mengapa ya...dia kok mau-maunya membersihkan tangan saya sambil tersenyum. Bukankah saya ini bukan orang penting dan tak ada yang kenal.."
"Itu senyum dengan pamrih Yah..., karena dilihat Ayah mungkin punya uang dan mau membeli produknya", kata istri saya.
"Kalau begitu beda ya dengan senyum mbah Uti kalau melihat dik Tama cucunya..?" tanya saya ke Istri.
"Ya jelas beda to, senyum mbah Uti itu berangkat dari hati yang tulus, sedang senyum pramuniaga maupun para pramugari senyum kapitalisme." jawab istri saya.
"Berarti Ayah harus hati-hati lho, sekarang ini banyak orang ramah, suka senyum, suka bikin janji muluk tetapi dibalik itu semua ada kepentingan-kepentingan tertentu", istri saya terus menasehati.
"Wah repot ya...senyum saja kok banyak rekayasa, pasti capek senyumnya..." jawab saya.

Kamis, 06 November 2008

MEMBACA SEKALI LAGI MEMBACA

Membaca adalah memahami persoalan. Memahami persoalan adalah separo dari solusi. Maka wajar bila dalam surat al 'Alaq Allah memerintahkan Iqra'(bacalah !) dua kali. itulah penegasan betapa pentingnya membaca. Hanya saja, membaca yang diperintahkan Allah tersebut adalah "membaca dengan bismirabbika" . Yakni membaca dengan perpektif ilmu Tuhan pembimbing hidupmu. Bukan membaca yang subyektif (sak geleme dhewe).


Inilah model membaca yang tak dikenal masyarakat jahiliyah Qurays waktu itu. Membaca "dengan kaca mata ajaran Tuhan" adalah model membaca yang diperkenalkan Allah melalui Jibril kepada Muhammad SAW. Inilah starting point bila kita bertanya tentang "dari mana kita mulai" ? Maka jawabnya adalah mulai dari memahami persoalan dan itu bisa dilakukan dengan membaca dan sekali lagi membaca. Itulah "Jalan kemuliaan" yang ditawarkan Allah kepada manusia.


Baca dahulu dengan frame of reference dari Allah untuk membaca "asal usul dan proses kejadian manusia yang dari 'alaq". Dengan memahami bahwa pada hakekatnya manusia memiliki asal usul yang sama yaitu 'alaq (zygot) maka menimbulkan implikasi "man equal behind the law". Musa min 'alaq. Fir'aun min 'alaq, George W. Bush min 'alaq, Soeharto min 'alaq, SBY min 'alaq. Pokoknya semua manusia (kecuali Nabi Adam as.) berasal dari asal usul yang sama yaitu 'alaq (hasil perpaduan ovum dan sperma).


Maka tak wajar kalau, Fir'aun merasa lebih unggul banding Musa. Begitu Juga Hitler merasa lebih super banding ras lain. Semua sikap diskriminatif yang seperti itu sumber dari berbagai permasalahan di dunia ini. Rasulullah SAW. bersabda "Manusia itu seperti gigi-gigi sisir, tak ada kelebihan bangsa Arab atau non Arab. Tak ada beda antara yang berkulit merah maupun hitam ..dst". Kesimpulannya: "Sesungguhnya yang paling mulia dalam pandangan Allah adalah yang paling bertaqwa".

ORANG TUA DAN ANAK MUDA

Ada sebuah kata mutiara yang patut kita renungkan bersama:
"Wahai para orang tua dan anak muda ",

"Bila kita melihat orang tua, hendaknya kamu menyadari bahwa orang tua itu lebih banyak amalnya dibanding kita. Namun bila kita melihat anak muda, sadarilah bahwa anak itu pasti lebih sedikit kesalahannya dibanding kita".

Juga ada nasehat lain:

"Jika kamu melihat orang yang usianya lebih dari kamu, hormatilah dia. Siapa tahu ketika kecil dulu kamu pernah digendongnya atau bahkan mungkin kamu pernah mengompol dipangkuannya. Sedangkan bila kamu melihat anak muda maka sayangilah dia, sebab siapa tahu kelak nanti kamu akan menjadi tanggungannya atau bahkan kematian kamu dialah yang akan menguburkannya".

Dengan modal seperti itu kita akan bersikap untuk selalu menghormati yang lebih tua dan menyayangi yang masih muda.

MUKMIN SEPERTI LEBAH (II)


Allah berfirman dalam surat an Nahl : 68-69

Dan Tuhan pembimbing hidupmu mewahyukan kepada lebah: "Buatlah sarang-sarang di bukit-bukit, di pohon-pohon kayu, dan di tempat-tempat yang dibikin manusia", kemudian makanlah dari tiap-tiap (macam) buah-buahan dan tempuhlah jalan Tuhan pembimbing hidupmu yang telah dimudahkan (bagimu). Dari perut lebah itu ke luar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat bukti-bukti(peragaan) bagi orang-orang yang memikirkan.

Jumat, 17 Oktober 2008

KUBURAN KAMBING (CERITA MBAH BAKIR 1)


Saya memanggil bapak saya selalu menggunakan kata mbah, membahasakan anak saya. Namanya Mbah Bakir . Usianya sekarang sudah sangat renta. Maklum saja teman-temannya di Legiun Veteran RI sudah pada "habis". Dulu, mbah Bakir ini adalah tentara jaman TKR. Tetapi oleh ayahnya di daulat menjadi seorang Kiai disebuah dusun yang sangat sepi. Antara keinginan untuk menjadi pejuang dan menunggui masjid sering menjadi dilema baginya. Pejuang harus selalu berpindah. sedangkan kiai yang menunggu masjid harus selalu berada di tempat. akibatnya, mbah Bakir mulai kesulitan keuangan.

Dalam situasi serba sulit itu muncul gagasan mbah Bakir untuk memelihara beberapa ekor kambing sebagai upaya mengais nafkah. Namun sayang ada kambingnya yang cukup besar tiba-tiba mati mendadak. Maka betapa sedihnya mbah Bakir. Kambing yang diharapkan dapat menyambung hidupnya justru telah jadi bangkai. Untuk menjual bangkai kambing mbah Bakir tak mau. Alasannya, menjual bangkai apalagi makan dagingnya hukumnya haram. Maka walau dengan hati masygul, akhirnya jasad kambing kesayangannya itupun dikubur di samping rumahnya.

Tetapi tiba-tiba betapa terkejutnya mbah Bakir. Begitu beliau selesai mengubur kambing tersebut kemudian banyak orang berdatangan. Orang-orang tersebut meminta kepada mbah Bakir agar diperkenankan menggali kuburan kambing itu. Dengan terpaksa mbah bakir membolehkannya. ketika selesai membongkar kuburan dan mengambil jasad kambing orang-orang itu sambil pulang dengan sambil berbicara dengan yang lainnya.

Kata orang orang-orang itu,

"Mbah Bakir itu bodoh ya....Beliau nggak tahu kalau kuburan kambing itu bukan tanah tetapi perut".

Mbah Bakir pun lantas tersenyum kecut mendengarnya.

WANITA

Asem kecut
gula legi
prawan ngentut
jaka wedi

Kata-kata diatas yang puitis itu oleh orang jawa disebut parikan. Kata tersebut sesungguhnya sedang memotret betapa seorang wanita (apalagi yang masih gadis perawan) itu sebaiknya menjaga kepribadiannya termasuk rasa malu. Bahkan dalam parikan itu dikatakan, kentut pun jangan sampai terjadi dan kalau terjadi jangan sampai kedengaran orang lain apalagi mencium baunya. Kalau "kentut" itu betul betul terjadi maka akibatnya sang "jejaka" akan takut (wedi). Tetapi mungkin parikan ini pas untuk orjamdul. Betapa kita lihat sekarang dunianya sudah lain dan berubah. gadis perawan sudah tak malu-malu melakukan apa saja termasuk perbuatan sing ora ilok (yang tak pantas). Mungkin parikannya jadi berubah.

Asem kecut
gula legi tur rada pahit
malah rada reget pisan
lan akeh semute
prawan ngentut
tur bola bali
lan malah mambu banget
we ladalah
malah ngguya-ngguyu
tur rada edan pisan
jakane wedi
wedi ngedohi
malah kesenengen
we ladalah jakane uga ngentut pisan
dadine sak jagad mambu kabeh

Demikianlah parikan orjamrang. Memang sengaja nggak usah di terjemahkan ke Bahasa Indonesia, agar tak kehilangan gregetnya. kalau pembaca ingin tahu artinya maka tanyalah sahabat anda yang bisa bahasa jawa. Mungkin kita perlu merenungkan kembali sabda Rasulullah SAW, bahwa"Hakekat rasa malu itu adalah bagian dari Iman". Hal ini selaras dengan kata mutiara:

Wanita itu tak harus secantik bunga mawar
tetapi
Wanita itu harus seharum bunga melati.
Wallahu a'lam.

INDIKATOR IMAN


Menurut al Qur'an, Iman itu sebenarnya lebih kepada cinta yang sangat. Percaya saja bahwa Tuhan itu ada, tak menjamin seseorang menjadi beriman. Beriman kepada Allah bukan sekedar percaya saja, melainkan cinta yang sangat kepada Allah. Al Qur'an banyak mengajukan petunjuk indikator apakah seseorang itu ada benih iman ataukah tidak. Indikator itu antara lain :

1. Bila di sebut namaNya bergetar hatinya.
2. Bila dibacakan ayat-ayatnya semakin bertambahlah iman (cinta)Nya.
3. Ingin selalu membaca suratNya.
4. Rela berkorban untuk yang dicintaiNya.
5.Ingin selalu berdekatan (taqarub) kepadaNYa.
6. Ingin hidup bersama dengan (ajaran)Nya.
Gejala seperti ini sesuai dengan pernyataan Rasulullah SAW dalam HR Ibnu Majah bahwa iman itu sekurang-kurangnya mencakup tiga wilayah :
1. Wilayah hati
2. Wilayah ucapan
3. Wilayah seluruh angota badan
(al Iman 'aqdun bil qalbi wa iqrarun bil lisani wa 'amalalun bil arkan).

Selanjutnya Iman itu dapat digambarkan sabagai sebuah pohon
1. Akar yang terpendam dalam tanah yang tidak tampak ibarat hati
2. Batang yang mencuat ke permukaan tanah (kelihatan) adalah ucapan (ikrar)
3.Cabang, ranting, daun dan buah yang merupakan hasil pertumbuhan pohon adalah perwujudan segala perbuatan sebagai hasil iman.

Kamis, 16 Oktober 2008

RAYAP


Pernahkah Anda memperhatikan rayap? Kebetulan rumah saya adalah rumah kuno yang di sana sini banyak rayap berkembang biak. Ada hal yang menarik dari rayap. Kelihatan mereka sangat sibuk bahkan mungkin agresif sekali. Kesibukannya tak kalah dengan semut maupun lebah. Rayap juga membentuk koloni, pembagian tugas serta memiliki kemampuan bertahan hidup yang menakjubkan. Tahukah Anda apakah yang membedakan koloni rayap dengan semut maupun lebah ? Semut dan Lebah selalu "sibuk berbuat" guna memperbesar bangunan koloninya, sedangkan rayap untuk membangun koloninya justru melahap habis dengan menggerogoti kayu tempat tinggalnya. Coba bandingan dengan seorang insinyur teknik sipil yang sedang membangun proyek jembatan. Apakah Dia ingin membangun jembatan yang benar-benar kuat sehingga rela berkorban dengan pikiran dan tenaganya ataukah dia berpikir bagaimana caranya agar dalam membangun jembatan itu dapat meraup keuntungan sebanyak-banyaknya dengan mengambil yang bukan haknya dari proyek tersebut. Kalau yang ada adalah yang terakhir maka kehancuran jembatan itu hanyalah soal waktu saja. Mental insinyur tersebut walaupun "sibuk berbuat" tetapi tak lebih dari rayap. Bagaimana dengan dokter, polisi, guru serta profesi lainnya? Samakah...? Kalau sama maka kehancuran bangsa ini hanya tinggal menunggu waktu saja. Na'udzubillahi in dzalik...

LILIN



Lilin adalah lampu penerang dikala kita kegelapan. Jelas sekali obor kecil itu amat bermanfaat. Banyak sudah orang memuja lilin. Lilin telah menjadi simbol cahaya terang. Bahkan di Gereja rasanya tak lengkap tanpa lilin. Ada ungkapan menarik tentang lilin. Lilin adalah lampu penerang tatkala kita kegelapan, namun sayang dia sendiri harus hancur karena melakukan tugas "penerangan" itu. Harusnya sang "Lilin" selain mampu menerangi orang-orang disekitarnya, juga bermanfaat untuk "menerangi" dirinya sendiri. Ironis memang !!!

Rabu, 15 Oktober 2008

TERSERAH YANG DI ATAS



Sering kita mendengar selebriti ketika ditanya soal perceraiannya mereka menjawab: "Semua itu saya serahkan pada yang diatas, toh jodoh di tangan Tuhan?". Selanjutnya biasanya mengatakan "Bukankah Tuhan mengetahui apa yang yang terbaik buat kita. Sehingga mungkin bercerai itu adalah jalan terbaik menurut Tuhan". Benarkah ucapan seperti ini? Jodoh memang ditangan Tuhan dan itu bagian dari mafatihul ghaib (kunci-kunci keghaiban). tetapi bukan berarti bahwa semua kesalahan manusia yang bertanggung jawab adalah Tuhan. Bukankah Tuhan selalu menyuruh manusia untuk menikah dan membangun keluarga sakinah, mawaddah wa rahmah? Dan menurut Rasulullah SAW, perkara yang halal tetapi tak disukai Allah adalah bercerai. Dengan dalil seperti itu akankah kita "mengkambinghitamkan" Tuhan sebagai biang perceraian para selebriti? Bukankah penyebab perceraian itu karena adanya selingkuh dan mungkin akibat gaya hidup yang permisive serta hedonistik? Ah kasihan.... sekali !!!

MANUSIA DAN PATUNG


Manusia kedudukannya jelas lebih hebat dibanding patung. Manusia adalah makhluk hidup sedangkan patung adalah benda mati. Mungkin kalau boleh berandai-andai, patung pun sebenarnya ingin menjadi hidup seperti manusia. Mengapa ? Ya.., karena dengan menjadi manusia dia tidak hanya diam statis melainkan bisa pergi kemanapun ke suatu tempat yang disukainya. Namun di zaman yang serba sulit seperti sekarang ini, manusia justru ingin menjadi patung. Paling tidak dengan menjadi patung kesedihan dan kesengsaraan tak akan menjumpainya. Bukankah patung tak kenal sedih dan gembira? Beberapa waktu yang lalu (Oktober 2008) di Monumen Yogya Kembali Yogyakarta ada kegiatan menarik. Manusia "pura-pura menjadi patung" untuk mendapatkan sekedar nafkah hidup. dengan "pura-pura menjadi patung" orang-orang menjadi rela untuk berbagi dengan sedikit menyisihkan uang kecil. Padahal banyak sekali manusia yang beneran justru sering tak diperhatikan apalagi mendapat recehan. Aneh memang manusia dan kasihan ya ??!!!

Senin, 13 Oktober 2008

MUKMIN ITU IBARAT LEBAH


Rasulullah SAW bersabda :

"Mukmin itu ibarat lebah. Apabila dia makan selalu makan yang baik-baik (sari bunga). Apabila dia mengeluarkan sesuatu, dia selalu mengeluarkan yang baik pula (madu). Dan apabila dia hinggap di atas ranting pepohonan tidaklah membuat ranting itu patah".


Memang benar, mukmin selalu "makan makanan" yang halal dan thayib (yaitu al Qur'an) sehingga hasilnya adalah "hidup sehat dan manis bagaikan madu" itulah al Madinatul Munawwarah, sebuah kota yang kehidupannya diterangi oleh cahaya ajaran Allah.

Jumat, 10 Oktober 2008

PLATO


Plato (bahasa Yunani Πλάτων) (lahir sekitar 427 SM - meninggal sekitar 347 SM) adalah filsuf Yunani yang sangat berpengaruh, murid Socrates dan guru dari Aristoteles. Karyanya yang paling terkenal ialah Republik (dalam bahasa Yunani Πολιτεία atau Politeia, "negeri") di mana ia menguraikan garis besar pandangannya pada keadaan "ideal". Dia juga menulis 'Hukum' dan banyak dialog di mana Socrates adalah peserta utama.

Sumbangsih Plato yang terpenting tentu saja adalah ilmunya mengenai ide. Dunia fana ini tiada lain hanyalah refleksi atau bayangan daripada dunia ideal. Di dunia ideal semuanya sangat sempurna. Hal ini tidak hanya merujuk kepada barang-barang kasar yang bisa dipegang saja, tetapi juga mengenai konsep-konsep pikiran, hasil buah intelektual. Misalkan saja konsep mengenai "kebajikan" dan "kebenaran".

Salah satu perumpamaan Plato yang termasyhur adalah perumpaan tentang orang di gua.
(Sumber Wikipedia)

*Kalau menurut Bapake Tama. Mbah Plato sebenarnya menganut paham bahwa "angan-angan" itulah yang sesungguhnya ada. Sedangkan kenyataan itu sendiri hakekatnya tidaka ada. Nah...bingung kan....ya.. nggak apa-apa !

Selasa, 07 Oktober 2008

BANGUNAN ISLAM


Islam sebagai sebuah ad Diin adalah sistem atau tatanan kehidupan. Bahkan apabila memperhatikan sabda Rasulullah SAW, Islam itu adalah sebuah bangunan (konstruksi) (Buniyal Islamu 'ala khamsin...). Pemahan Islam ada terdiri beberapa rukun (arkanul Islam) agaknya kurang pas. Sebuah bangunan, bagaimanapun juga berbeda dengan sebuah "rukun". Dalam bangunan untuk mendirikannya haruslah ada tahap-tahapan pembangunannya. Ada prioritas manakah yang harus didahulukan dan mana yang diakhirkan. Membangun tanpa menggunakan sistimatika yang benar hasilnya pasti pembangunan yang tak pernah berhasil. Ibaratnya, bagaimana mungkin bila kita membangun rumah tetapi dengan cara memasang genting terlebih dahulu padahal fondasi, pilar dan tiang-tiangnya tak pernah dipersiapkan. Maka hasilnya, rumah itu tidak akan pernah bisa untuk berteduh. Wallahu a'lam.

Sabtu, 20 September 2008

JANGAN BERI IKAN TAPI KAIL, BENARKAH ?


Seringkali jargon itu dipakai untuk memberi solusi kepada kaum miskin. Yaitu jangan memberi uang (semacam Bantuan Langsung Tunai-nya SBY) tetapi berilah modal agar orang miskin tersebut punya modal kerja sehingga bisa mandiri. Yang kadang tak terlintas oleh pikiran kita adalah empang tempat mengail itu sudah tak ada karena diganti oleh mall-mall, super market, perusahaan multi nasioanal dll. Artinya, seseorang hanya dengan modal kecil kemudian "terpaksa" bersaing dengan pemodal besar akhirnya tetap mati kutu. Kemungkinan kedua, walau manusia miskin tersebut mempunyai kail, tetapi "ikan" yang mau dipancing sudah tak ada, maka hasilnya tetap hampa. Itulah problem kemiskinan di negri kita, yang konon katanya negri kaya. Sebetulnya kesejahteraan itu tak perlu lama-lama kita meraihnya hingga sampai ganti presiden sepuluh kali. Kata Guru saya, besok pagi pun kesejahteraan itu bisa terjadi. Caranya?. Kita mau berbagi dengan saudara-saudara kita. Iya kan ?!

MUSANG DAN MANUSIA


Kalau ada Musang yang kelaparan, kemudian melihat 10 ekor ayam maka binatang tersebut hanya akan mengambil satu untuk dimakan. Tetapi kalau ada manusia yang kelaparan, kemudian melihat ayam milik tetangganya 10 ekor. Yang kemudian terjadi adalah ayam itu akan dicuri semua. Itulah manusia. Kalau baik maka baiknya melebihi binatang, tetapi kalau jahat maka manusia jauh lebih jahat dibandingkan binatang. Barangkali itulah kririk Allah dalam surat al A'raf bal hum adhal (bahkan mereka lebih buruk lagi) dibandingkan manusia. Yaitu manusia yang hati, telinga dan matanya tak pernah digunakan untuk memahami dan mengahayati ayat-ayat Allah. Na'udzubillahimin dzalik.

KERAKYATAN YANG DIPIMPIN OLEH HIKMAH

Bangsa kita agaknya dalam memilih bagaimana berdemokrasi yang sesuai denga jati diri kita kebingungan. Lihatlah, dulu muncul di era orde lama demokrasi liberal, lalu diganti demokrasi terpimpin dan kemudian di era orde baru berganti demokrasi Pancasila. Saking bingungnya, salah seorang tokoh reformasi mengatakan :"Yang kita perlukan adalah demokrasi tanpa embel-embel". Kita masih ingat, dulu demokrasi terpimpin pernah 'tersesat' menjadi diktator ala Bungkarno. Sedangkan demokrasi Pancasila ala Pak Harto akhirnya juga 'tersesat' kearah kediktatoran. Lantas bagaimana "model" demokrasi kita ?

Mungkin jawabannya, bisa kita baca kembali sila ke empat dari Pancasila. Di sana disebutkan "Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah dalam permusyawaratan/ perwakilan". Jadi jelas, yang diinginkan oleh founding fathers adalah demokrasi yang dipimpin, tetapi bukan dipimpin oleh seseorang (figur). Pada sila tersebut jelas bahwa yang hendaknya memimpin adalah Hikmah. Dan hikmah itu karena asli diambil dari istilah al Qur'an, bagi umat Islam adalah sesuatu yang datangnya dari Tuhan Yang Maha Esa (Allah). Dalam surat Luqman, hikmah itu pernah diberikan oleh Allah kepadanya. Jadi, monggo saja para anggota Dewan Perwakilan Rakyat. Panjenengan tak perlu malu-malu untuk meminta nasehat Allah (melalui al Qur'an) bila sedang bermusyawarah mencari inspirasi untuk membuat undang-undang. Bukankah nasehat al Qur'an itu selalu akan baik untuk bangsa ini. Bila Anda tak percaya hal itu maka panjenengan mengingkari Pancasila. Dan disini, umat Islam sudah lebih dari cukup untuk menjadikan ajaran Allah sebagai sumber hukum, dan tak perlu mencari cantelan dari Piagam Jakarta yang selalu diperdebatkan. Tinggal persoalannya mau apa tidak ? Ataukah menunggu tsunami jilid III dan gempa bumi jilid II bagi bangsa ini ? Dan bagi yang non Islam jangan khawatir, apa yang baik dan dinasehatkan oleh Allah itu selalu baik buat bangsa kita. Maka bermusyawarahlah ! Wallahu a'lam bi al shawab.

HIDUP LEBIH TERARAH


SYAIKH MAHMOUD SYALTOUT SEORANG ULAMA TERKENAL DARI AL AZHAR UNIVERSITY DI CAIRO MESIR BERKATA:

"DENGAN SENI HIDUP MENJADI INDAH,

DENGAN SAINS HIDUP MENJADI MUDAH DAN

DENGAN AGAMA (ISLAM) HIDUP MENJADI TERARAH".

Kamis, 18 September 2008

KUALITAS HIDUP

Kalau ada manusia yang segala aktivitasnya hanya didedikasikan untuk sekedar mencari makan, maka bisa dipastikan kualitasnya tak lebih baik seperti apa yang dia keluarkan.
(Nasehat Ali bin Abu Thalib r.a.)

Rabu, 17 September 2008

MACAM MACAM KEBO (KERBAU)


KEBO atau yang disebut kerbau seringkali sebagai lambang kebodohan. Misalnya orang jawa mengatakan: "Aja plonga-plongo mundak kaya kebo" (jangan diam bego nanti mirip kerbau).
Kebo memang harus kita hilangkan. Tetapi bukan kebo binatang lho!

Inilah kebo yang harus kita buang jauh-jauuuuuuh sekali

1. KEBO ...........DOHAN (dalam pendidikan)
2. KEBO ...........HONGAN (dalam komunikasi)
3. KEBO ...........CORAN (dalam menyampaikan Uang Rakyat)
4. KEBO ...........SANAN (dalam belajar dan berusaha)
5. KEBO ...........BOLAN (menjaga apa saja yang seharusnya kita jaga)
6. KEBO ...........ROSAN (karena pemboros kata al Qur'an adalah "teman syaitan")
7. KEBO ...........BROKAN (rusak segalanya)

Dan kebo yang harus kita pelihara adalah : "KEBO....LEHAN".

Masih adakah Kebo yang lain...????

KAMPANYE PRESIDEN

Mari sobat-sobat kita pilih dan kita dukung presiden yang mampu mengembalikan kedaulatan RI secara utuh, termasuk misalnya kedaulatan ekonomi. Oleh karena itu Bapake Tama menghimbau kepada Rakyat Indonesia mari kita dukung :

PRESIDEN YANG MAMPU MENGEMBALIKAN SATU RUPIAH SAMA DENGAN SATU DOLLAR

ONE RUPIAH = ONE DOLLAR

NUZULUL QUR'AN


Peringatan Nuzulul Qur'an yang turun pada tanggal 17 Ramadhan ini marak dimana-mana. Peringatan hari turunnya al Qur'an dilakukan untuk mengenang turunnya al Qur'an, khususnya surat al 'Alaq ayat 1-5. Dunia pada waktu itu dalam suasana abad kegelapan (dzulumat). Hal ini ditandai dengan munculnya dua blok besar yang saling berperang, yaitu blok barat (imperium Romawi) dan blok Timur (imperium Persia Baru). Lihat misalnya dalam QS. ar Ruum ayat 1. Akibatnya keadaan waktu itu dilukiskan dalam al Qur'an : " Dan kalian waktu itu berada di tepi jurang neraka kehancuran (Wa kuntum 'la syafa khufratin min an naar)". Hal ini terjadi karena: "Ketika itu kalian hidup saling bermusuh-musuhan (idz kuntum a'daan)". Selanjutnya berkat turunnya al Qur'an maka : "Dia (Allah) telah melunakkan hati kalian sehingga kalian hidup saling bersaudara (fa allafa bainakum faasbahtum bini'matihi ikhwanan)".
Selamat memperingati hari Nuzulul Qur'an !

Sabtu, 13 September 2008

MUSTOKO


Mustoko adalah kepala. Orang Jawa menyebut endhas. Letak posisinya selalu di atas. Di Indonesia, mustoko adalah penanda bahwa bangunan tersebut masjid atau mushola. Tetapi di negara manca, tidak semua yang bermustoko adalah masjid lho. Contohnya, bangunan bersejarah di Kremlin. Bahkan juga makam Taj Mahal di India. Yang jelas, mustoko model bawang merah itu konon tidak asli timur tengah. Para sahabat, ada yang mau ngasih tahu saya ?
Gambar di atas adalah gambar Masjid di salah satu sudut kota Batu Malang Jawa Timur.

BEDUG AGUNG


Sebuah lagu anak-anak saya masih ingat :
Bedug agung bedug agung
piye unine piye unine
deg dhung ecek ecek
deg dhung ecek ecek

Bedug adalah penanda waktu sholat orjamdul.
Meski begitu suaranya tetap ngangeni ya nggakkk...!!!
Apalagi kalau panjenengan hidup di mancanegara yang nggak ada bedug. Mau lihat bedug? Ini gambar bedug di Masjid Kota Batu Malang.

Kamis, 04 September 2008

BUAHNYA PUASA


Kalau puasa diibaratkan pohon, maka buahnya adalah ketaqwaan. Dalam ketaqwaan terdapat unsur pengendalian hawa nafsu sehingga hawa nafsu tunduk kepada kehendak Allah. Posisi seperti itulah yang sering dimaknai sebagai kesabaran.
Dalam dunia pewayangan, agar Raden Gathotkaca menjadi sakti maka harus digembleng di suatu tempat bernama "Kawah Candradimuka". Hasilnya Raden Gathotkaca menjadi sakti mandraguna. "Otot kawat balung wesi. Ora tedhas tapak paluning pande sisaning gurenda, tinatah mendat jinara menter". Kesatria seperti itulah yang mampu mengalahkan segala "memalaning jagad (Berbagai kejahatan di dunia)."

BILA MANUSIA TAK BERPUASA


Pernah melihat babi (Pig). Selain menurut al Qur'an babi itu Haram untuk dimakan, ternyata babi dipakai juga untuk simbol bagi manusia yang tak mau tahu dengan peraturan Allah. Apa saja diterjang dan dimakan olehnya. Konon babi mau memakan pagar kandangnya sendiri. Bahkan pecahan gentingpun disantapnya. Pendek kata, baginya apasaja yang ada adalah makanan.

Babi adalah binatang tamak (rakus). Itulah simbol manusia yang tamak (rakus) sehingga tak mau mendengar ajaran Allah. Hidupnya hanyalah "proyek menggemukkan badan" semata. Hidup yang tanpa makna dan tak lebih hebat dibanding babi. Na'udzu billahi min dzalik.

CONTOH MANUSIA KUAT MENGENDALIKAN HAWA NAFSU


Dalam sebuah peperangan yang dahsyat antara hidup dan mati, sahabat Rasulullah saw. yaitu Ali bin Abu Thalib berhasil mendesak musuhnya. Karena merasa terdesak, musuhnya tersebut tiba-tiba meludahi wajah Ali. Seketika itu juga Ali bin Abu Thalib menyarungkan pedangnya dan menghentikan perang. Kemudian Ali ditanya oleh sahabatnya, "Wahai Ali mengapa engkau menghentikan perangmu ?". Kemudian jawab Ali, "Aku menghentikan perangku karena aku marah gara-gara wajahku diludahi. Aku tak ingin motivasi perangku adalah hanya dorongan rasa marahku. Aku berperang dalam rangka menjalankan perintah Allah !".

Selasa, 02 September 2008

DR. Muhammad Iqbal dan Ketaqwaan


Barangkali kalau Anda pembaca setuju dengan saya, maka apa yang pernah dijelaskan Dr. Muhammad Iqbal seorang Filosof dari Pakistan tentang orang yang berkualitas, mungkin seperti itulah orang yang bertaqwa.

Dr. M Iqbal berpesan : "Jadilah kamu ketika lahir kamu dalam keadaan menangis, sementara orang-orang disekitarmu tertawa gembira menyambutmu, dan jadilah kamu ketika meninggal dalam keadaan tersenyum, sementara orang-orang disekitarmu menangis sedih karena kehilangan dirimu".

Pengertian Taqwa


Tujuan Shaum Ramadhan adalah untuk meraih taqwa. Manusia beriman diseru oleh Allah untuk menjalankan pembinaan kesabaran berupa shaum dalam rangka meningkatkan derajatnya kearah yang lebih tinggi yaitu manusia taqwa (muttaqien).

Barangkali gambaran dibawah ini membantu memperjelas perbedaan manusia bertaqwa dengan makhluk lainnya. (Sedikit adaptasi dari Small is beautifull dari EF Schumacher).

Benda mati : +
Tumbuhan : + +
Binatang : + + +
Manusia : + + + +
Manusia Beriman : + + + + +
Manusia Bertaqwa : + + + + + +

Marhaban Ya Ramadhan


Bulan istimewa yang seolah olah tamu agung. Kedatangannya selalu ditunggu-tunggu dan kepergiannya ditangisi. Itulah Ramadhan bulan penuh berkah, ampunan dan bulan turunnya Al-Qur'an. Di bulan ini kita diharuskan mengikuti suatu training pengendalian keinginan (hawa nafsu) selama sebulan penuh. Tujuannya agar kita semua menjadi manusia yang mampu mengendalikan hawa nafsu kita sehingga menjadi tunduk kepada ajaran Allah. Selamat Menunaikan Shaum Ramadhan.