Jumat, 17 Oktober 2008

WANITA

Asem kecut
gula legi
prawan ngentut
jaka wedi

Kata-kata diatas yang puitis itu oleh orang jawa disebut parikan. Kata tersebut sesungguhnya sedang memotret betapa seorang wanita (apalagi yang masih gadis perawan) itu sebaiknya menjaga kepribadiannya termasuk rasa malu. Bahkan dalam parikan itu dikatakan, kentut pun jangan sampai terjadi dan kalau terjadi jangan sampai kedengaran orang lain apalagi mencium baunya. Kalau "kentut" itu betul betul terjadi maka akibatnya sang "jejaka" akan takut (wedi). Tetapi mungkin parikan ini pas untuk orjamdul. Betapa kita lihat sekarang dunianya sudah lain dan berubah. gadis perawan sudah tak malu-malu melakukan apa saja termasuk perbuatan sing ora ilok (yang tak pantas). Mungkin parikannya jadi berubah.

Asem kecut
gula legi tur rada pahit
malah rada reget pisan
lan akeh semute
prawan ngentut
tur bola bali
lan malah mambu banget
we ladalah
malah ngguya-ngguyu
tur rada edan pisan
jakane wedi
wedi ngedohi
malah kesenengen
we ladalah jakane uga ngentut pisan
dadine sak jagad mambu kabeh

Demikianlah parikan orjamrang. Memang sengaja nggak usah di terjemahkan ke Bahasa Indonesia, agar tak kehilangan gregetnya. kalau pembaca ingin tahu artinya maka tanyalah sahabat anda yang bisa bahasa jawa. Mungkin kita perlu merenungkan kembali sabda Rasulullah SAW, bahwa"Hakekat rasa malu itu adalah bagian dari Iman". Hal ini selaras dengan kata mutiara:

Wanita itu tak harus secantik bunga mawar
tetapi
Wanita itu harus seharum bunga melati.
Wallahu a'lam.

Tidak ada komentar: