Kamis, 04 September 2008

BUAHNYA PUASA


Kalau puasa diibaratkan pohon, maka buahnya adalah ketaqwaan. Dalam ketaqwaan terdapat unsur pengendalian hawa nafsu sehingga hawa nafsu tunduk kepada kehendak Allah. Posisi seperti itulah yang sering dimaknai sebagai kesabaran.
Dalam dunia pewayangan, agar Raden Gathotkaca menjadi sakti maka harus digembleng di suatu tempat bernama "Kawah Candradimuka". Hasilnya Raden Gathotkaca menjadi sakti mandraguna. "Otot kawat balung wesi. Ora tedhas tapak paluning pande sisaning gurenda, tinatah mendat jinara menter". Kesatria seperti itulah yang mampu mengalahkan segala "memalaning jagad (Berbagai kejahatan di dunia)."

4 komentar:

Sandra mengatakan...

Hello!

Unknown mengatakan...

Beberapa hari yg lalu Pak Endra menanyakan kaitan antara Puasa dengan "iimaanan wa-htisaaban". Soal IMAN sebagai pandangan dan sikap hidup, kita sudah tahu. Namun IHTISAAB itu apa? Secara umum kebanyakan mengartikan sebagai "sepenuh hati" atau "semata-mata lillahi ta'ala". Bagaimana menurut Bapake Tama kalau IHTISAAB ini dikaitkan dengan Muhaasabah alias introspeksi? Bukankah "hasiba-yahsibu-husbaanan" bisa berarti menghitung atau meng-kalkulasi.

Ajib Setya Budi mengatakan...

Hello juga...little flame

Ajib Setya Budi mengatakan...

Saya kira justru bagus. Bukankah puasa adalah gemblengan agar secara psikologis tumbuh empati dan simpati terhadap golongan yang 'kurang makan'. Sehingga, secara ESQ manusia yang berpuasa tersebut meningkat kualitasnya. Bukankah dengan seperti itu antara puasa dan kegiatan muhsabah memang built in. Salam untuk Pakdhe Endro.