Senin, 02 November 2009

CICAK BUAYA DAN NYAMUK


Cicak-cicak di dinding
diam-diam merayap
datang seekor nyamuk
hap lha kok buaya


Kabareskrim Polri Susno Duaji melihat keberanian Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) memata-matai kepolisian adalah bagaikan tindakan cicak melawan buaya. Hasilnya pasti cicak tak mungkin mengalahkan buaya. Alhamdulillah, Kapolri Bambang Hendarso Danuri sudah minta maaf tentang soal penggunaan istilah ini. Tetapi karena sudah terlanjur popular, agaknya permintaan maaf saja tak cukup.

Cicak melawan buaya telah melahirkan ilmu pasti. Yaitu pasti kalah. Tetapi nanti dulu. Kalau cicaknya dibantu rakyat manusia, buayanya bisa berabe. Buaya boleh saja merasa kuat dengan postur tubuhnya yang besar dan sangar. Tetapi di negara hukum, apalagi bila rakyatnya kritis, logika kekuatan saja tak cukup membuat cicak takut. Maka hati-hatilah kamu wahai buaya.

Cicak walaupun kelihatan lemah ternyata punya kemampuan mengibuli musuh-musuhnya. Dalam keadaan terpaksa binatang yang pandai merayap di dinding itu sering memotong ekornya sendiri demi keselamatan dirinya. Perbuatan ini di biologi di sebut mimikri (?). Lain lagi dengan buaya. Di dunia sastra, binatang ini juga dikenal pandai menipu. Maka muncullah istilah "air mata buaya", yaitu sejenis air mata, tetapi bukan ungkapan kesedihan melainkan hanya kepura-puraan.

Dalam dongeng kancil, buaya dikisahkan pandai menipu dengan cara diam menyaru bagaikan batang kayu hanyut. Reputasi buaya yang lebih besar dan tak mungkin kalah dalam hal tipu menipu muncul juga dalam istilah lawakan: “Buaya lu kadalin, ya..mana bisa…!!?”

Cicak makan nyamuk begitulah adanya. Itulah takdir yang sudah diberikan kepada binatang melata ini. Sehingga saya sering mengatakan kepada Tama anak saya, “Cicak begitu juga kodok adalah obat nyamuk alami yang bisa kesana kemari membantu kita memberantas nyamuk”. Berbicara tentang nyamuk ada hal yang menarik. Bila ditelisik dengan Ilmu Balaghah (Sastra al Qur’an) maka wajhu syabhin-nya sebagaai berikut :
1.Penghisap darah
2.Penyebar penyakit
3.Pengganggu
4.Lahir dari comberan (walaupun ada juga di air yang jernih)

Ciri-ciri ini hampir menyerupai ciri-ciri koruptor
1.Penghisap uang rakyat
2.Penyebar penyakit masalah-masalah sosial
3.Pengganggu ketertiban bermasyarakat

Saya jadi teringat gambaran nyamuk dalam al Qur’an surat al Baqarah :26.
“Sesungguhnya Allah tiada segan membuat perumpamaan berupa nyamuk atau yang lebih rendah dari itu. Adapun orang-orang yang beriman, maka mereka yakin bahwa perumpamaan itu benar dari Tuhan mereka, tetapi mereka yang kafir mengatakan: "Apakah maksud Allah menjadikan ini untuk perumpamaan?." Dengan perumpamaan itu banyak orang yang disesatkan Allah, dan dengan perumpamaan itu (pula) banyak orang yang diberi-Nya petunjuk. Dan tidak ada yang disesatkan Allah kecuali orang-orang yang fasik”.

Maka lagu cicak agar sesuai dengan “habitat” aslinya

Cicak-cicak di dinding
diam-diam merayap
datang seekor nyamuk
hap lalu ditangkap.


Tetapi tiba-tiba Ibunya Tama yang sering mengikuti berita cicak versus buaya itu bertanya ke saya, “Bagaimana kalau nyamuknya itu ternyata buaya yang sedang over acting ?”
Maka saya pun menjawab dengan enteng, “Ya…hap lalu justru cicak ditangkap..!!!”

1 komentar:

Ajib Setya Budi mengatakan...

Ya..ya..ya.... acc pak Daniel