Minggu, 02 Desember 2012

RUMAH HIKMAH


                BEBERAPA waktu yang lalu, masjid di tempat saya kerawuhan ustadz Muhaimin Iqbal. Ustadz lulusan IPB Bogor ini memberikan ceramah perihal perlunya umat Islam memiliki tiga pilar utama yaitu Baitullah (masjid), Baitul Maal (lembaga keuangan Islam) dan Baitul Hikmah (lembaga ilmu pengetahuan).
                Dalam pemikiran ustadz yang juga dikenal sebagai pakar asuransi Islam ini, Baitul Hikmah tidaklah sama dengan majlis-majlis taklim yang sudah ada selama ini. Bila majlis taklim lebih sering membicarakan hal-hal yang berkait ibadah mahdhah (seperti wudhu, shalat, puasa dll), lembaga ini fokus perhatiannya berorientasi memecahkan masalah keumatan (problem solving oriented).
                Ustadz yang juga Direktur Utama Gerai Dinar ini menjelaskan bahwa Baitul Hikmah  merupakan  the House of Wisdom, yakni  tempat yang  akan menghadirkan budaya diskusi-diskusi ilmu lintas disiplin, yang menjadi dasar amal nyata dalam bentuk solusi-solusi riil atas kebutuhan atau problem yang dihadapi oleh umat Islam. Selanjutnya, Baitul Hikmah agar lebih familiar disebut beliau sebagai Rumah Hikmah.
                Gagasan Rumah Hikmah ini diinspirasi dari Baitul Hikmah  yang didirikan pada masa pemerintahan Khalifah Harun al-Rasyid (786-809 M). Lembaga yang kegiatannya sering dikuti oleh Sang Khalifah ini merupakan  pusat ilmu pengetahuan dan perpustakaan paling hebat pada jamannya. Di lembaga ini  para sarjana berkumpul untuk melakukan penerjemahan berbagai disiplin ilmu seperti  bidang astrologi, matematik, pertanian, obat-obatan dan falsafah serta diskusi-diskusi ilmiah.
                Gagasan baru yang sebenarnya sudah lama ada ini,  kiranya  perlu digelorakan kembali di lingkungan masjid-masjid kita agar masjid benar-benar menjadi sentral kegiatan umat Islam dalam menghadapi berbagai permasalahan yang ada.  Masjid yang dulu terkesan angker, dekat kuburan dan sering dipakai untuk menyimpan payung dan keranda jenazah, berubah menjadi masjid yang ramah dan merupakan bagian solusi problem masyarakat. Sehingga, insya Allah tak lama lagi kita akan melihat di sekitar masjid akan ada  observatorium, lembaga pendidikan,  digital library, hotspot area, peralatan multi media, klinik kesehatan, ambulan, laboratorium bahasa, terjemah Alquran dan Alhadits dalam berbagai bahasa,  koperasi simpan pinjam tanpa riba, toko serba ada dan lain sebagainya.
                Akhirnya dengan gagasan Rumah Hikmah ini, seolah kita diingatkan kembali seruan Rasulullah, “Hikmah itu adalah barang yang hilang milik orang yang beriman. Di mana saja ia menemukannya, maka ambillah” (HR. Tirmidzi).
(Serambi Jumat, Koran Merapi Pembaruan 30 Nopember 2012 oleh Ajib Setya Budi).

Tidak ada komentar: