Beberapa hari yang lalu, di media televisi, kita disuguhi tayangan secara live wakil-wakil rakyat saling berdebat. Masing-masing pihak berusaha untuk dapat mendudukkan kelompoknya agar bisa menjadi ketua dan wakil ketua di lembaga DPR/MPR RI. Perdebatan sangat heboh seolah materi yang diperdebatkan adalah soal mati hidupnya sebuah negara. Dari argumentasi yang cukup berkualitas sampai dengan model debat kusir bisa kita tonton dengan jelas di layar kaca.
Dalam sejarah bangsa Indonesia, tercatat ahli debat yang sangat di segani di
luar negeri. Beliau adalah Haji Agus salim. Dalam debat , Bapak Diplomasi Indonesia ini, selalu menggunakan
logika yang masuk akal. Sehingga
sepanjang karirnya sebagai diplomat, orang yang digelari The Grand Old
Man ini, hampir tidak pernah kalah dalam debat internasional. Konon, beliau
hanya sekali kalah debat. Dan itupun debat dengan seorang kusir kereta. Pada
saat itu, kereta kuda yang ditumpangi Haji Agus Salim salah satu kudanya
kentut. Kemudian Haji Agus Salim berkata, “Kudanya masuk angin, pak Kusir!”. Dengan senyum, sang kusir kereta berkata,
“Oh…bukan pak Haji, kudanya itu keluar angin!”
Dalam Alquran, debat (jadal) disebut sebagai sebuah cara
berinteraksi antar manusia. Bahkan, debat dipakai dalam dakwah untuk berdialog tentang kebenaran. Walaupun begitu, debat hanya boleh dilakukan dengan cara-cara
yang santun. Oleh karena itu, bukan pada tempatnyalah bila debat dipakai untuk
saling menghina dan merendahkan. “Serulah (mereka) ke jalan Rabbmu dengan
hikmah dan nasehat yang baik serta bantahlah (jadal) mereka dengan bantahan
yang lebih baik” (QS An Nahl: 125). Hal
ini diperkuat lagi dengan firman Allah, “Janganlah kalian membantah ahlul kitab
kecuali dengan bantahan (debat) yang lebih baik…” (QS. Al Ankabut: 46).
Dari ayat Alquran di atas,“… wa jadilhum billati hiya
ahsan (dan bantahlah/debatlah mereka dengan yang lebih baik)”, itulah koridor
yang harus diikuti oleh orang-orang yang beriman dalam seni berdebat. Debat yang seperti ini insya Allah akan
menampilkan debat yang berkualitas, sehingga akhirnya bisa membawa
masing-masing pihak untuk saling
memahami dan mengerti.
Di lembaga perwakilan seperti DPR/ MPR RI, debat
boleh-boleh saja. Tetapi jangan sampai terjadi
bahwa debat hanyalah untuk debat semata. Debat yang hanya ingin menang
sendiri dan arogan, sangat jauh dari
nilai-nilai Pancasila maupun agama Islam. Hal-hal yang sebaiknya
dimusyawarahkan, musyawarahkanlah. Allah
berfirman,“Orang-orang yang mematuhi seruan Tuhan mereka, melaksanakan shalat
(dengan sempurna), serta urusan mereka
diputuskan dengan musyawarah antar mereka, dan mereka menafkahkan sebagian
rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka
(QS As Syura : 38.
Dengan musyawarah kebersamaan akan semakin nyata. Rasa
kekeluargaan akan tumbuh subur. Segala permasalahan akan lebih mudah diselesaikan. Umar bin
Khattab RA mengatakan, "Tidak rugi orang yang beristikharah dan tidak
merugi orang yang bermusyawarah."
Nah, selamat bertugas para wakil rakyat yang baru dan selamat
bermusyawarah !
Tidak ada komentar:
Posting Komentar