Kamis, 09 Oktober 2014

DEBAT DAN MUSYAWARAH


Beberapa hari yang lalu, di media televisi,  kita disuguhi tayangan secara live wakil-wakil rakyat saling berdebat. Masing-masing pihak berusaha untuk dapat mendudukkan kelompoknya agar  bisa menjadi  ketua dan wakil ketua di lembaga DPR/MPR RI. Perdebatan sangat heboh seolah materi yang diperdebatkan adalah soal mati hidupnya sebuah negara. Dari argumentasi yang cukup berkualitas sampai dengan model debat kusir bisa kita tonton dengan jelas di layar kaca.
Dalam sejarah bangsa Indonesia,  tercatat ahli debat yang sangat di segani di luar negeri. Beliau adalah Haji Agus salim. Dalam debat , Bapak  Diplomasi Indonesia ini, selalu menggunakan logika  yang masuk akal. Sehingga sepanjang karirnya  sebagai  diplomat, orang yang digelari The Grand Old Man ini, hampir tidak pernah kalah dalam debat internasional. Konon, beliau hanya sekali kalah debat. Dan itupun debat dengan seorang kusir kereta. Pada saat itu, kereta kuda yang ditumpangi Haji Agus Salim salah satu kudanya kentut. Kemudian Haji Agus Salim berkata, “Kudanya masuk angin, pak Kusir!”.  Dengan senyum, sang kusir kereta berkata, “Oh…bukan pak Haji, kudanya itu  keluar  angin!”
Dalam Alquran, debat (jadal) disebut sebagai sebuah cara berinteraksi antar manusia. Bahkan, debat  dipakai dalam dakwah untuk berdialog tentang  kebenaran. Walaupun begitu,  debat hanya boleh dilakukan dengan cara-cara yang santun. Oleh karena itu, bukan pada tempatnyalah bila debat dipakai untuk saling menghina dan merendahkan. “Serulah (mereka) ke jalan Rabbmu dengan hikmah dan nasehat yang baik serta bantahlah (jadal) mereka dengan bantahan yang lebih baik” (QS  An Nahl: 125). Hal ini diperkuat lagi dengan firman Allah, “Janganlah kalian membantah ahlul kitab kecuali dengan bantahan (debat) yang lebih baik…” (QS. Al Ankabut: 46).
Dari ayat Alquran di atas,“… wa jadilhum billati hiya ahsan (dan bantahlah/debatlah mereka dengan yang lebih baik)”, itulah koridor yang harus diikuti oleh orang-orang yang beriman dalam seni berdebat.  Debat yang seperti ini insya Allah akan menampilkan debat yang berkualitas, sehingga akhirnya bisa membawa masing-masing pihak untuk  saling memahami dan mengerti.
Di lembaga perwakilan seperti DPR/ MPR RI, debat boleh-boleh saja. Tetapi jangan sampai terjadi  bahwa debat hanyalah untuk debat semata. Debat yang hanya ingin menang sendiri dan arogan,  sangat jauh dari nilai-nilai Pancasila maupun agama Islam. Hal-hal yang sebaiknya dimusyawarahkan,  musyawarahkanlah. Allah berfirman,“Orang-orang yang mematuhi seruan Tuhan mereka, melaksanakan shalat (dengan sempurna), serta urusan  mereka diputuskan dengan musyawarah antar mereka, dan mereka menafkahkan sebagian rezeki yang Kami   anugerahkan kepada mereka (QS As Syura : 38.

Dengan musyawarah kebersamaan akan semakin nyata. Rasa kekeluargaan akan tumbuh subur. Segala permasalahan  akan lebih mudah diselesaikan. Umar bin Khattab RA mengatakan, "Tidak rugi orang yang beristikharah dan tidak merugi orang yang bermusyawarah."  Nah, selamat bertugas para wakil rakyat yang baru dan selamat bermusyawarah !

Tidak ada komentar: