Jumat, 16 Januari 2009

WANITA RACUN DUNIA ?

The Changcuters band anak muda yang fenomenal telah menggebrak dunia permusikan kita. Dengan dandanannya yang khas Elvis dan gayanya mirip musisi tahun tujuhpuluhan, syair-syairnya banyak dihafal anak-anak muda, termasuk dalam hal ini anak saya Tama yang kelas III SD.

Salah satu syairnya yang membuat saya prihatin adalah "Wanita....racun dunia..." Syair ini dapat kita temukan pada lagunya yang berjudul Racun Dunia.

Suatu ketika saya mencoba bertanya kepada Tama anak saya, "Benarkah wanita itu racun dunia?"
Tama menjawab bahwa wanita bukan racun dunia. Contohnya ibunya Tama dan mbah Uti. Beliau-beliau bukan racun dunia, bahkan mungkin "madu" dunia.

Dengan jawaban itu maka saya jadi agak tenang, ternyata Tama yang masih kecil itu tak termakan oleh syair beracun dari The Changcuters. Yang membuat saya prihatin adalah, apakah mereka tak berpikir, bahwa ibu maupun neneknya adalah bukan racun dunia. Selain itu apakah The Changcuters tak merenungkan bahwa ternyata bahwa RA kartini, Cut Nya Dien, Megawati Soekarnoputri adalah jelas bukan racun dunia. Saya kira wanita yang menjadi racun dengan yang tidak masih banyak yang tidak menjadi racun. Harusnya, para aktivis pejuang kesetaraan gender protes keras terhadap syair ini.

Wanita kalau menurut Rasulullah SAW adalah tiang negara. kalau baik wanitanya maka baik juga negaranya. Sebaliknya jika rusak wanitanya maka rusak pula negaranya.

Satu yang pasti bahwa syair The Changcuters yang ngawur itu adalah racun dunia. He..he...he..!!

2 komentar:

A Husein mengatakan...

Saya juga pernah tanya putri saya yang sudah kuliah, kenapa dia suka mendendangkan lagu itu? Apa dia tidak merasa bahwa lagu itu ditujukkan kepada dirinya, ibunya, dan kaum wanita semua? Ternyata dia hanya bilang bahwa itu hanya sebuah lagu! Oh, gitu toh? Apa kecenderungan anak-anak sekarang memang begitu? Nyanyi asal nyanyi, tanpa memikirkan syairnya? Padahal, lagu itu pastilah dibikin dengan serius, melalu proses pencarian dan pengendapan ilham segala. Saya setuju bila lagu jelek itu diprotes dan dilarang beredar!

Ajib Setya Budi mengatakan...

Trim's bang Hussein tanggapannya. Adalah sangat eman-eman media televisi kita yang peralatanya sangat mahal, sering dipakai untuk guyonan yang nggak bermutu dan tak mencerahkan. Seperti nasib lagu tadi, banyolan-banyolan yang sebetulnya nilainya sampah itu di produksi terus menerus.Lagu tema selingkuh dan sejenisnya memenuhi ruang-ruang frekuensi radio/ tv kita. Maka cepat atau lambat, kemerosotan bangsa ini hanya tinggal soal waktu saja.
Semoga saja masih ada peluang untuk perbaikan !