
Untuk membandingkan Presiden dan Dukuh saya punya kata mutiara asli susunan saya sebagai berikut :
KESEL NANGING ORA KASIL
(lelah tetapi tiada hasil)
Yang dilakukan orang kecil (rakyat jelata), sudah pontang panting kesana kemari bekerja sangat keras (memeras keringat membanting tulang) tetapi hasilnya sangat kecil. Orang kecil bekerja dengan cara "Endas tak nggo sikil lan sikil tak nggo endas" (Kepala dipakai sebagai kaki dan kaki dipakai sebagai kepala) alias kerja jungkir balik tetapi hasilnya sangat tidak signifikan.
KASIL NANGING ORA KESEL
(hasinya ada tetapi tidak lelah)
Yang dilakukan orang gedhe (pejabat-pejabat tinggi), presiden, mentri, pengusaha besar dll. Manusia yang menurut Robert T Kiyosaki sudah hidup di kuadran IV sehingga mengalami financial freedom.
Gaji Presiden dibanding gaji Pak Dukuh di dusun saya sangat jauh bedanya. Padahal keduanya oleh Allah hanya diberi waktu 24 jam sama persis. Kerajinan Pak Wagimin (Pak Dukuh) di kampung saya tak kalah rajin dengan sang presiden. Dulu waktu pelantikannya tidak memakan uang rakyat bermilyar-milyar seperti para anggota DPR. Padahal kontribusi Pak Dukuh sangat jelas, tetapi mengapa gajinya"harus" sedikit ? Padahal putra-putrinya juga butuh pendidikan dan kesehatan. Dan semua itu bermakna uang. Kalau paradigma pembangunan Nasional masih seperti ini terus maka tujuan nasional "menuju masyarakat adil makmur" itu mustahil tercapai. Nggak percaya ? Buktikan aja nanti....
KESEL NANGING ORA KASIL
(lelah tetapi tiada hasil)
Yang dilakukan orang kecil (rakyat jelata), sudah pontang panting kesana kemari bekerja sangat keras (memeras keringat membanting tulang) tetapi hasilnya sangat kecil. Orang kecil bekerja dengan cara "Endas tak nggo sikil lan sikil tak nggo endas" (Kepala dipakai sebagai kaki dan kaki dipakai sebagai kepala) alias kerja jungkir balik tetapi hasilnya sangat tidak signifikan.
KASIL NANGING ORA KESEL
(hasinya ada tetapi tidak lelah)
Yang dilakukan orang gedhe (pejabat-pejabat tinggi), presiden, mentri, pengusaha besar dll. Manusia yang menurut Robert T Kiyosaki sudah hidup di kuadran IV sehingga mengalami financial freedom.
Gaji Presiden dibanding gaji Pak Dukuh di dusun saya sangat jauh bedanya. Padahal keduanya oleh Allah hanya diberi waktu 24 jam sama persis. Kerajinan Pak Wagimin (Pak Dukuh) di kampung saya tak kalah rajin dengan sang presiden. Dulu waktu pelantikannya tidak memakan uang rakyat bermilyar-milyar seperti para anggota DPR. Padahal kontribusi Pak Dukuh sangat jelas, tetapi mengapa gajinya"harus" sedikit ? Padahal putra-putrinya juga butuh pendidikan dan kesehatan. Dan semua itu bermakna uang. Kalau paradigma pembangunan Nasional masih seperti ini terus maka tujuan nasional "menuju masyarakat adil makmur" itu mustahil tercapai. Nggak percaya ? Buktikan aja nanti....