Sabtu, 03 Oktober 2009

MISTERI GEMPA DAN TEORI "OAG"

Saya mendapatkan SMS dari keponakan. Isinya memberi tahu bahwa gempa yang melanda di Sumatera Barat itu tepat pada jam 17:16 WIB. Dan setelah saya cek pada harian Kompas ternyata betul. Selanjutnya dalam SMS itu dikatakan bahwa ternyata angka tersebut bersesuaian dengan surat al Isra’ ayat 16. Isinya tentang kehancuran suatu kawasan karena tidak mentaati Allah. Untuk lengkapnya saya kutipkan surat 17 ayat 16 sebagai berikut:

“Dan jika Kami hendak membinasakan suatu negeri, maka Kami perintahkan kepada orang-orang yang hidup mewah di negeri itu (supaya menta`ati Allah) tetapi mereka melakukan kedurhakaan dalam negeri itu, maka sudah sepantasnya berlaku terhadapnya perkataan (ketentuan Kami), kemudian Kami hancurkan negeri itu sehancur-hancurnya.”

Menurut ceritanya, konon keponakan saya itu bergetar lantaran takut membaca ayat itu. Selanjutnya dia minta pendapat saya mengenai hal tersebut.

Saya jadi teringat teori kakak saya, yaitu teori OAG (Othak Athik Gathuk). Teori ini selalu menghubungkan peristiwa tertentu dengan hal-hal yang berbau mistis ataupun agamis. Seolah dalam teori ini membedah “pesan-pesan rahasia” Tuhan dalam berbagai peristiwa. Ternyata gejala OAG ini juga melanda dimana-mana. Sebut saja misalnya gambar-gambar yang selalu dikaitkan dengan tulisan Allah dan Muhammad yang muncul di awan, pohon, kulit binatang, kerang, pring pecah dan sebagainya. Menurut sebagian orang peristiwa itu untuk menambah ketebalan Iman.

Lain lagi dengan istri saya, ketika terjadi bencana jebolnya tanggul Situ Gintung ternyata muncul “keajaiban”. Ada sebuah masjid yang masih utuh tegak berdiri, padahal segala bangunan lainnya seperti rumah telah hancur tersapu banjir. Menurutnya, itulah bukti “kebesaran kekuasaan” Allah. Pendapat ini makin diperkuat dengan munculnya sebuah ceramah dari seorang ustadz di sebuah TV swasta yang menyatakan hal itu merupakan bukti “mukjizat” dari Allah. Nah, ketika terjadi gempa di Padang Sumatera Barat ini ada sebuah Masjid bernama Nurul Iman ternyata hancur juga. Kemudian saya berkata pada istri saya, “Hancur atau tidak hancur sebuah masjid itu adalah sunnatullah yang selalu obyektif, dan semua itu sama-sama menunjukkan kebesaran kekuasaan Allah”. Istri saya kelihatannya belum puas atas jawaban saya. “Tetapi begitulah ! Logika Tuhan (God Logic) itu tidak harus selalu sama dengan logika kita manusia yang kadang sangat naif dan lemah” jawab saya lebih lanjut.

Di harian Kedaulatan Rakyat yang terbit di Yogyakarta, pada kolom “Sungguh-sungguh Terjadi” mengaitkan bahwa Gempa Sumatera itu ada hubungannya dengan G 30 S PKI. Keduanya sama-sama terjadi pada tanggal 30 September dan sama-sama memakan korban yang sangat banyak. Bolehlah pendapat itu ya ...!

Ternyata gejala OAG ini tidak hanya melanda kalangan awam tetapi bahkan kalangan akademisi. Sebut misalnya Ustadz Fahmi Basya dalam bukunya Matematika Al Qur’an yang sangat mengagumkan itu, ternyata kadang-kadang ada hal-hal yang ”dihubung-hubungkan yang sebenarnya masih sulit terhubung”. Saya mempunyai CD berbagai hal keajaiban alam yang berkaitan dengan al Qur’an karya Ustadz Fahmi Basya. Sebagian memang benar-benar ”gathuk” (obyektif) tetapi sebagian terlalu dipaksakan. Begitu juga dalam bukunya ”One Million Phenomena”. Dalam buku itu terasa sekali gejala ”OAG” sangat kental. Sebetulnya hal tersebut baik-baik saja, hanya saja kadang menghilangkan jiwa kritis kita terhadap suatu hal.

Bukti yang lain tentang gejala OAG misalnya terdapat pada tulisan Mas Ary Ginanjar Agustian (ESQ Power) penemu dan pelopor training ESQ yang sangat terkenal itu. Secara keseluruhan buku itu sangat bagus dan bermanfaat. Hanya memang karena terkena gejala OAG maka kadang kurang kristis. Misalnya angka ajaib dalam ESQ Ways yang selalu mengacu pada 165. Penjelasannya 1 = Ihsan, 6 = Rukun Iman dan 5 = Rukun Islam. Yang konon katanya angka ini sesuai dengan angka rumah mas Ary Ginanjar. Dan ini diperkuat oleh Ustadz Fahmi Basya yang katanya itu adalah angka ajaib (Matematika al Qur’an). Padahal, kalau kita mau kritis sedikit angka itui tidak tepat.


Angka itu didasarkan pada Hadits Jibril tentang, ”Ma huwal Iman, ma huwal Islam, ma huwal Ihsan”. Yang dilupakan oleh beliau adalah ”matas Sa’ah?”. Padahal lengkapnya hadits itu ada tentang Sa’ah. Sa’ah ternyata ”disembunyikan”, jadi tidak ada angkanya. Nah gimana ini ?!!!

Tidak ada komentar: