Sabtu, 21 September 2013

ANAK

 
DALAM  Alquran kedudukan anak  itu unik. Anak yang sering disebut  buah hati oleh orang tuanya,  ternyata bisa menjadi musuh. Allah berfirman, “Wahai orang-orang yang beriman. Sesungguhnya di antara istri-istrimu dan anak-anakmu ada yang menjadi musuh bagimu, maka berhati-hatilah kamu terhadap mereka, dan jika kamu maafkan dan kamu santuni serta ampuni (mereka), maka sungguh Allah Maha Pengampun Maha Penyayang.”(QS At-taghabun: 14).  
Anak juga merupakan ujian (fitnah) bagi orangtuanya. Alquran menegaskan, “Sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu hanyalah ujian (bagimu) , dan di sisi Allah pahala yang besar.” (QS At-taghabun: 15).   Tragedi anak membunuh orang tuanya  hanya gara-gara masalah sepele, merupakan bukti  benarnya kedua ayat  tersebut.
Selain dua tipe anak di atas yang cenderung negatif, Allah menyebut  anak merupakan  perhiasan dunia. “Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia tetapi amal kebajikan yang terus-menerus adalah lebih baik pahalanya di sisi Tuhanmu serta lebih baik untuk menjadi harapan.” (Al-Kahfi  : 46).
Disamping itu, anak  disebut juga sebagai penyenang hati (qurrata a’yun).  “Dan orang-orang yang berkata: Wahai Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami pasangan kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami) dan jadikanlah kami pemimpin bagi orang-orang yang bertakwa.” (QS Al-Furqon :  74).
Kasus tabrakan maut yang menewaskan 7 orang dan  melibatkan anak musisi kondang Ahmad Dhani  bernama AQJ (13 tahun), benar-benar  menjadi ujian kesabaran bagi semua pihak. Peristiwa tersebut bukti bahwa anak hakekatnya tetaplah anak. Dia bukan sekedar manusia kecil. Menghadiahkan sesuatu kepada anak barang yang sekiranya dapat membahayakan bagi dirinya maupun orang lain, bukanlah langkah yang bijak. Biarlah mereka berkembang sesuai umurnya.  Anak sangat membutuhkan bimbingan dari orang-orang yang lebih tua. Biar bagaimanapun, anak polah bapa kepradah. Tingkah laku anak itu akhirnya yang bertanggung jawab adalah  orangtuanya.
Marilah kita para orang tua hendaknya bisa berperan sebagai guru yang dapat dicontoh sekaligus sahabat  bagi anak-anak kita. Kita harus membantu dan mendampingi mereka menuju kedewasaannya. Jangan kita relakan anak tumbuh sendiri sehingga akhirnya anak justru menjadi fitnah bagi kita. Anak adalah penerus generasi keluarga kita. Oleh karena itu marilah kita ukir tinta emas untuk membentuk kepribadian mereka.

Tidak ada komentar: