Jumat, 13 September 2013

UNIVERSITAS GOOGLE



    

              ADALAH sangat masuk akal jika lembaga-lembaga nirlaba seperti Google, Amazon, Barnes dan Nobles atau bahkan Starbucks, mulai mempertimbangkan mengajukan permohonan akreditasi universitas, dan menawarkan standar kualitas  mereka sendiri. Jelas, dikelola untuk keuntungan yang jauh lebih ekonomis efisien daripada perguruan tinggi atau universitas non-profit. Efisiensi merupakan konsekuensi dari mengikuti prinsip ekonomi dasar yang konsumen informasi akan selalu membeli nilai terbaik untuk uang sedikit.
Saya, seperti kebanyakan orang tua, dengan senang hati akan mengirim anak saya ke Google Universitas jika saya tahu mereka akan belajar lebih banyak di sana daripada harus membayar mahal  uang kuliah pada universitas.

            Google bisa melepaskan diri dari perangkap kepemilikan dengan tidak mempekerjakan fakultas sama sekali. Alih-alih mempekerjakan fakultas sendiri, lembaga-lembaga seperti Google cukup hanya membeli sebuah perpustakaan besar yang berkualitas tinggi untuk direkam secara digital, serta menayangkan kuliah yang diberikan oleh superstar akademisi atau guru dengan performa terbaik yang bersedia untuk menjual serangkaian materi kuliah mereka!). Profesor Ini akan beroperasi sebagai agen bebas di dunia digital. Profesor tersebut disebut Professor Without Border.

            Universitas Google tidak hanya akan mengurangi biaya pendidikan kepada siswa, tetapi juga menciptakan persaingan antara dosen untuk menghasilkan ceramah terbaik akan menghasilkan kuliah yang jauh lebih unggul.
Selanjutnya persaingan antar lembaga nirlaba untuk menarik siswa akan menghasilkan manfaat yang baik bagi siswa, dan karena itu bahkan akan membantu perusahaan-perusahaan Amerika, seperti Google sendiri, yang sering membutuhkan karyawan yang sangat kompeten.


Diterjemahkan secara bebas oleh Ajib Setya Budi dari tulisan James D. Carmine,
Profesor Filsafat di US College dan  penulis lepas untuk Google.

Tidak ada komentar: