Senin, 09 September 2013

JALAN LURUS



Dalam arti harfiah jalan lurus adalah jalan memanjang hanya dalam satu arah, tanpa belokan atau lengkungan (Kamus Besar Bahasa Indonesia). Dalam arti kiasan, jalan lurus adalah jalan hidup yang benar, jujur, adil. Dalam surat Al-fatihah, jalan lurus merupakan jalan orang-orang yang pada akhirnya akan memperoleh kenikmatan, yaitu jalan hidup yang dipilih dan ditempuh para nabi dan rasul utusan Allah SWT (shirath al-anbiya wal wursalin). Selain itu dalam surat tersebut diterangkan bahwa jalan yang lurus adalah lawan dari jalan yang dimurkai (maghdhub) dan sesat (dhallin).
Dalam Alquran jalan lurus disebut sebagai shirathal mustaqim, shirathillah, sabilillah, sabilirasyad. Semuanya berhubungan dengan arti jalan. Jalan lurus juga dipakai sebagai penyebutan dinul qayyim (agama yang lurus kuat), millata Ibrahim (agama nabi Ibrahim). Allah berfirman “Katakanlah: Sesungguhnya aku telah ditunjuki oleh Tuhanku kepada jalan yang lurus  (yaitu) agama yang benar, agama Ibrahim yang lurus  dan Ibarahim itu bukanlah termasuk orang-orang musyrik"  (Al-an’am : 161). Disamping itu, mengabdi kepada Allah disebut juga  jalan lurus (Maryam: 36).  Begitu juga Al-quran, kitab ini sering disebut sebagai  jalan yang lurus (Al-ahqaf : 30).
Meniti jalan lurus tentu tidaklah mudah. Para nabi dan rasul Allah telah membuktikannya. Nabi Nuh AS harus berdakwah siang dan malam tanpa henti. Tetapi hasilnya hanya sedikit pengikutnya. Maka lantaran manusia tidak kunjung sadar terhadap dakwah nabi Nuh, akhirnya umatnya  yang ingkar ditenggelamkan oleh Allah.  .
Lain lagi ujian yang harus dilakoni nabi Yusuf. Nabi yang dikenal rupawan ini untuk menjadi berhasil harus melalui berbagai episode jalan hidup. Nabi Yusuf dimasukkan ke sebuah sumur di padang pasir  oleh saudara-saudaranya yang dengki (Yusuf : 15). Tetapi akhirnya, beliau  diselamatkan oleh Allah melalui pertolongan rombongan kafilah yang kebetulan melintas di sumur tersebut.  Berikutnya ujian dan fitnah menerpa. Semua dihadapi beliau dengan sabar dan tawakal kepada Allah. Dan akhirnya nabi Yusuf berhasil menuai keberhasilan dengan menjadi pembesar di Mesir serta bertemu dengan ayah dan saudara-saudaranya (Yusuf : 100).
Nabi Muhammad SAW berdakwah menghadapi ancaman, gangguan, hambatan dan tantangan yang besar. Tetapi semuanya dihadapinya sebagai bagian ujian dari Allah. Bukankah Allah berfirman bahwa hidup itu hakekatnya untuk menguji siapakah diantara manusia itu yang paling baik amalnya  (Al-mulk : 2). Memang Jalan lurus sering  tidak mudah. Kadang-kadang jalan tersebut mendaki lagi sukar (Al-balad : 11).  Walaupun begitu, insya Allah dengan ikhlas, sabar dan tawakal kepada-Nya semuanya akan berakhir dengan kebahagiaan.

Tidak ada komentar: