Kamis, 14 November 2013

GETUN


IBUNYA memberi  nama  Getun Tri Anea. Diberi nama Getun, karena ibunya sangat kecewa  (getun) ketika tahu bahwa putrinya lahir tanpa kedua tangan. Tetapi itu dulu. Sekarang ibunya sangat bangga dengan putrinya yang tumbuh menjadi  gadis pintar di SD Negri Clapar, Banjarnegara . Bahkan, Getun selalu menjadi inspirasi bagi teman-temannya. Dari hasil kerja kerasnya, Getun sering meraih rangking I dan juga pandai memainkan  pianika.
Getun memandang kekurangan bukanlah sebagai  sebuah kekurangan. Sudut pandang  anak istimewa ini  berbeda. Baginya kekurangan bukanlah hambatan untuk berbuat dan berprestasi. Getun  tak pernah terlalu lama larut  dalam kesedihan untuk  meratapi nasibnya.  Gadis yang masih duduk di kelas V SD ini memiliki semangat pantang menyerah dan tak pernah berprasangka buruk terhadap Tuhan yang menciptakannya. Gadis yang lahir dari keluarga buruh tani Suwandi dan Sarinem ini,  benar-benar gambaran dalam lirik lagu Pantang  Menyerah yang dinyanyikan Ryan dari band  DMasiv. “Syukuri apa yang ada, tetap jalani hidup ini. Hidup adalah anugerah dan lakukan yang terbaik”.
Dari sekelumit kisah di atas, kita bisa belajar dari Getun bahwa dimanapun dan kapanpun hendaknya kita selalu husnudhon (berbaik sangka) terhadap  Allah SWT. Sangka baik terhadap Allah, akan menumbuhkan pikiran dan perasaan positip yang akan menjadi modal untuk  membangkitkan  semangat hidup. “Dan boleh jadi apa yang kamu benci itu baik bagi kamu, dan boleh jadi juga apa yang kamu sukai itu buruk buat kamu. Dan Allah itu Maha Mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui apa-apa.”  ( Al-baqarah : 216).
Sebagai orang beriman, kadang kita bertanya-tanya  terhadap peristiwa-peristiwa yang kurang berkenan di hati. Semuanya itu mestilah kita hadapi dengan ikhlas, sabar dan syukur. Allah sudah menetapkan bahwa setiap orang beriman  mestilah mendapatkan ujian. “Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: ’Kami telah beriman’, sedang mereka tidak diuji lagi ? Dan sesungguhnya kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta.( QS Al-‘ankabut: 2-3).
Dari gadis manis Getun, kita bisa belajar tentang banyak hal. Seorang gadis belia yang  pantang menyerah,  selalu berpikiran dan perasaan positif, menerima keadaan, bisa member makna bagi kehidupannya  serta  mampu membebaskan diri dari belenggu mental yang menghalanginya. Bukankah semuanya itu merupakan  bekal yang amat kita perlukan untuk menghadapi berbagai masalah kehidupan ini ? Dan dalam hal ini Getun bukanlah gadis yang patut  disesali (digetuni) melainkan justru amat dibanggakan.

Tidak ada komentar: