Sabtu, 28 Februari 2009

GURUH DAN KILAT


Guruh, memiliki suara sangat menggelegar. Gelegarnya mampu menggetarkan kaca-kaca jendela. Kadang, karena sangat kerasnya suara itu, mampu membuat kecut hati kita.

Kilat yang datang sebelum guruh, sangatlah terang dan menyilaukan mata. Kalau kebetulan kita menatapnya, untuk sesaat mata kita seolah buta. Kilat, seperti namanya, sangatlah cepat. Hanya sekejap mata, perjalanannya sangat jauh.

Dalam atmosphere, guruh dan kilat bermanfaat pada proses terjadinya ozon. Ozon, seperti perkiraan para ilmuwan, sangat bermanfaat untuk mengurangi radiasi sinar matahari yang berbahaya bagi kehidupan. Lapisan ozon di atmosphere, menjadi semacam payung raksasa yang melindungi kita. Allahu akbar.

Dalam mitologi Yunani, guruh dan kilat adalah senjata utama dewa Zeus. Apabila Dewa yang menjadi bapaknya Hercules itu marah, dia akan menghajar dengan lidah api dari angkasa itu. Namun, lain lagi dalam legenda masyarakat Jawa, guruh dan kilat justru pernah dikalahkan dan ditangkap oleh orang sakti Ki Ageng Selo.

Menurut kepercayaan tersebut, ujud guruh dan kilat setelah tertangkap berupa buaya yang mirip naga. Namun, setelah merasa takluk dan mau tunduk pada Ki Ageng sela, makhluk listrik itupun di lepas. Oleh karena itu, apabila kehujanan dan tiba-tiba mendengar guruh dan kilat, orang yang masih percaya mitos itu akan berteriak, "Gandriiiikk.., aku putune (cucunya) Ki Ageng Selo !!!" Konon, dengan teriakan itu, kilat tidak jadi menyambar karena takut.

Di dunia kartun, lahir hero yang memiliki kemampuan lari sangat cepat bagaikan kilat, serta ditangannya keluar petir yang dahsyat. Pahlawan super itu bernama Flash untuk Ameika Serikat, dan Gundala Putera Petir untuk Indonesia.

Di dunia sains, "penakluk" kilat (petir) adalah Benyamin Franklin. Melalui serangkaian uji cobanya dengan bermain layang-layang di waktu hujan, peneliti ini tahu tentang sifat-sifat listrik alam itu. Alhasil, berkat hasil uji cobanya, diketemukanlah penangkal petir. Hampir seluruh gedung-gedung tinggi di jaman sekarang, selalu ada produk temuannya itu.

Guruh dan kilat adalah makhluk ciptaan Allah, yang dilukiskan dalam al Qur'an, senantiasa bertasbih kepada-Nya. Ra'd dan barq untuk sebutan guruh dan kilat, merupakan salah satu "pena" Allah yang dipakai sebagai media pembelajaran manusia. Kalau hidup itu ibarat bertani, guruh dan kilat adalah "tanda" sebentar lagi hari akan hujan. Maka, bagi yang "sudah bercocok tanam", kemudian mendengar guruh dan melihat kilat, akan disikapinya sebagai kabar gembira (basyiran). Air sebentar lagi akan turun dari langit menyiram bumi. Dan hampir bisa dipastikan akan terjadi tahap berikutnya, "menghidupkan bumi setelah matinya (yuhyi al ardha ba'da mautiha)".

Namun bagi yang bukan petani, guruh dan kilat, sering disikapi sebagai sesuatu yang "mengancam". Kalau kita sedang bepergian kemudian guruh dan kilat itu diteruskan hujan, biasanya kita mengatakan "cuaca sedang tidak bersahabat'. Bahkan, kalau kita naik pesawat terbang, maka kita mengatakan "cuaca buruk". Guruh, kilat, dan juga hujan dimaknai sebagai "warning (nadziran)" :bahwa sebentar lagi akan ada cuaca yang berbeda.

Guruh memiliki yang suara paling lantang, sementara kilat memiliki sinar sangat menyilaukan di alam. Hanya orang-orang tuli atau menulikan diri sajalah yang tak mendengar suara gelegar guruh. Begitu juga hanya orang-orang buta dan membutakan diri sajalah yang tak melihat kilauan cahaya kilat. Hampir seperti itulah "pesan" al Qur'an bagaikan ra'd (guruh) dan barq (kilat). Dia adalah kabar gembira (basyiran) dan sekaligus pemberi peringatan (nadziran). Tinggal kita saja apakah mau menyikapinya dalam hidup ini seperti petanikah ataukah yang lain?.

Yang pasti Rasulullah SAW berkata, "Dunia itu ladang buat akhirat". Maka, pilihannya tentu sudah jelas, kalau ingin panen jadilah "petani". Bukankah dunia ini "ladang ?".

Tidak ada komentar: